BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Kompetensi : Menggunakan alat ukur
Sub
Kompetensi : Mengukur obyek benda
ukur menggunakan alat ukur
dasar dan pembanding.
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Tanggal
|
waktu
|
Tempat Belajar
|
Alasan Perubahan
|
Td.tgn
guru
|
1
|
Mengukur dengan alat ukur
presisi rendah
|
|
|
|
|
|
2
|
Mengukur dengan alat ukur
presisi sedang
|
|
|
|
|
|
3
|
Mengukur dengan alat ukur
presisi cukup
|
|
|
|
|
|
4
|
Memeriksa kesejajaran
|
|
|
|
|
|
5
|
Memeriksa Kebulatan
|
|
|
|
|
|
6
|
Memeriksa Kerataan
|
|
|
|
|
|
7
|
Pemeliharaan Peralatan
|
|
|
|
|
|
B.
Kegiatan Belajar
Peserta
diklat/siswa terlebih dulu harus membaca secara teliti dan benar teori yang
mendukung kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang dilaksanakan sebagian besar adalah praktek mengukur. Mengukur
dengan menggunakan alat ukur standar dan dapat juga dilakukan dengan
membandingkan dengan alat pembanding standar.
Materi
pengukuran pada unit M12.1A adalah menggunakan alat ukut dengan presisi
rendah,cukup dan sedang. Namun para siswa juga dikenalkan dengan alat ukur
presisi tinggi dalam kategri pengenalan awal.
Memilih
alat ukur, menggunakan dan membaca hasil pengukuran dapat dilakukan secara
teliti dan benar apabila siswa telah memahami wawasan teori pendukungnya.
Teori
pendukung diuraikan dalam setiap tahapan belajar yang terdiri dari tujuh tahapan.
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUKUR
DENGAN ALAT UKUR PRESISI RENDAH
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
& menggunakan alat ukur standart dasar pada
jenis alat ukur presisi rendah.
& menggunakan alat ukur bantu standar.
b.
Uraian Materi
1). Mengukur
Mengukur
adalah membandingkan obyek benda ukur dengan alat ukur standar
Alat ukur
pada pembelajaran 1 adalah alat ukur dengan presisi rendah termasuk alat ukur
bantu , karena sulit dilakukan pengukuran langsung.
Tinggi dan
rendahnya kepresisian suatu alat ukur dilihat dari tingkat ketelitian alat ukur
tersebut dalam mampu baca pada setiap pengukuran.
Ketelitian
alat ukur didefinisikan sebagai kemampuan baca terkecil dari alat ukur tersebut.
Terkecil kemampuan baca ini ditunjukkan dalam decimal dibelakang koma. Makin
kecil nilai decimal tersebut maka makin baik tingkat ketelitiannya.
2). Satuan ukur
Pembacaan
nilai suatu ukuran dalam pengukuran menganut pada dua system yaitu : metrik
system dan imperial system, walaupun metrik system lebih berkembang pada
aplikasi pengukuran hingga saat ini.
Yang
dimaksud imperila system yaitu pembacaan nilai ukur dalam suatu pengukuran
mengunakan satuan inci yang bernilai sama dengan 25,4 mm dalam satuan metrik
sitem.
Selanjutnya
satuan inci dikenal dengan pecahan decimal dan pecahan yang menggunakan
pembilang & penyebut. Pecahan decimal misalnya 0,1 inci, 0,01 “, dan
0,001” sedangkan pecahan lainya adalah
½”,1/4”,1/8”,1/16”,1/32” dan 1/64” , strip dua biasanya digunakan sebagai
bacaan inci.
Satuan pada
metrik system adalah menggunakan millimeter misalnya 1 mm, 0,5mm, 0,01mm,
0,001mm dst.
3). Ketelitian
Roll meter,
mistar plastik dan meteran kain adalah alat ukur presisi rendah, karena
kemampuan baca terkecilnya adalah 1 mm., sedangkan mistar baja mampu pada
ketelitian 0,5mm.
Namun dalam
penggunaan diindustri biasanya akan cenderung menggunakan mistar baja. Hal ini
berkaitan dengan kepastian bahwa alat ukur tersebut dikategorikan sebagai alat
ukur standar.
Apakah roll
meter, meteran kain, mistar plastik tidak standar ?
Standar
adalah kesepakatan , oleh karena itu, alat ukur diatas standar untuk penggunaan
yang sesuai, misalnya roll meter standar untuk pengukuran kayu dan
sejenisnya,karena tingkat ketelitian yang dimilikinya cukup memenuhi syarat
guna pengukuran kayu tersebut pada umumnya. Meteran kain standar untuk
penggunaan tukang kain. Sedangkan mistar plastik adalah standar untuk menggambar
diatas kertas.
Sangat
tidak lazim untuk pengerjaan logam menggunakan meteran kain. Karena meteran
kain presisinya jauh lebih rendah dan tidak standar untuk pengerjaan logam.
Alat ukur
presisi rendah :
q
Meteran kain, ketelitian meteran
kain 1mm

Gambar
1.1 Meteran kain
q
Roll meter, ketelitian roll
meter 1 mm,

Gambar
1.2 Rol meter
q
Mistar Platik, ketelitian roll
meter 1 mm

Gambar 1.3 Mistar Pelastik
q
Mistar baja Ketelitian mistar baja
adalah 0,5 mm, perhatian strip terkecil dalam mampu baca
![]() |
Gambar
1.4 Mistar baja
q
Alat Ukur Bantu :

Gambar
1.5 Jangka bengkok,

Gambar
1.6 Jangka kaki

Gambar
1.7 Jangka kaki berpegas.
c. Rangkuman mengukur dengan alat ukur presisi
rendah.
Menggunakan
alat ukur dasar siswa terlebih dahulu harus mengenal alat ukur presisi rendah
dan alat ukur bantu, apabila suatu obyek benda ukur sulit diukur langsung
ataupun tuntutan hasil ukurnya kurang teliti.
d.
Tugas
1). Amati dan
bandingkan terhadap alat ukur berikut : meteran kain , roll meter, mistra
plastik dan mistar baja.
2). Bandingkan
pula karakter alat ukur Bantu berikut ; jangka bengkok, jangka kaki dan jangka
kaki berpegas.
e.
Tes Formatif
1.
Sebutkan arti/maksud pengukuran ?
2.
Jelaskan apa yang dimaksud alat
ukur presisi rendah ?
3.
Jelaskan nilai ketelitian dari alat
ukur roll meter ?
4.
Sebutkan alat ukur berikut : roll
meter, meteran kain,mistar baja yang ketelitiannya paling baik ?
5.
Mengapa meteran kain ketelitian dan
nilai standarnya paling rendah ?
6.
Mengapa harus menggunakan alat ukur
Bantu ?
7.
Sebutkan alat ukur presisi rendah yang
cocok digunakan untuk proses pengerjaan logam/proses permesinan ?
8.
Jelaskan alasan pada pertanyaan
no.6 ?
9.
Sebutkan dua jenis satuan ukur ?
10. Jelaskan
perbedaan pecahan pada satuan ukur inci.
f.
Kunci Jawaban Tes Formatip
1.
Mengukur adalah membandingkan obyek
benda ukur dengan alat ukur standar.
2.
Alat ukur presisi rendah, karena
ketelitiannya rendah ( 1mm)
3.
Ketelitian roll meter adalah 1 mm.
4.
Mistar baja ( 0,5mm).
5.
Ketelitiannya 1mm dan standarnya
rendah karena lentur.
6.
Apabila tuntutan ketelitianya
rendah dan sulit diukur langsung.
7.
Mistar baja.
8.
Ketelitiannya 0,5 mm dan rigid.
9.
Metrik system adalah mm dan
Imperial system adalah inci.
10.
Pecahan decimal yaitu, 0,1”,0,01”
dan 0,001” serta
11.
Pecahan murni yaitu ½”, ¼”, 1/8”,
1/16”, 1/32” dan 1/64.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Mengukur
dengan alat ukur presisi rendah
|
Kode :
C/M12.1A/1
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit
Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
mengukur dengan alat ukur presisi randah
dan dapat
menggunakan alat bantu ukur.
Alat
& Perlengkapan : Mistar Baja dan jangka bengkok
Bahan : 1.
Poros lurus/tingkat
2. Balok dasar
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan alat Bantu ukur dengan
hati-hati agar posisi
Tidak
berubah, sehingga pengukuran dengan mistar baja
dapat
terbaca dengan tepat.
Langkah
Kerja : 1.
Ukurlah poros lurus/bertingkat dengan jangka bengkok,
perhatikan gambar kerja, lalu
ukur dengan mistar baja.
2.
Ukurlah balok dasar dengan jangka bengkok, perhatikan
gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.
|
h. Gambar Kerja
![]() ![]()
|
||||||||||||||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
NON PRESISI
|
Skala
|
Digambar
|
|
|||||||||||
Tanggal
|
|
|||||||||||||
Diperiksa
|
|
|||||||||||||
Disetujui
|
|
|||||||||||||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
i. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur non presisi
No.Job. :
C/M12.1A/1
Nama siswa :
Tanggal
:
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat -
alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Balok Dasar
Nomor Balok :
|
Jangka -bengkok, mistar baja
|
L1,
L2,
L3,
|
|
8
8
8
|
|
|
Poros ting- kat no :
|
Jangka -bengkok, mistar baja
|
D1,
D2,
D3,
|
|
10
10
10
|
|
|
Diameter berlubang no :
|
Jangka kaki
Mistar baja
|
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,
|
|
6
6
|
|
|
Diameter dalam beralur no :
|
Jangka
kaki pegas dan mistar baja
|
Alur 1,
Alur 1
diulang
|
|
8
8
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
10
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
8
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 2), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 1.
KEGIATAN BELAJAR 2
MENGUKUR
DENGAN ALAT UKUR PRESISI SEDANG
c.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
& menggunakan alat ukur standar pada jenis alat
ukur presisi sedang
& menggunakan alat ukur bantu standar.
d.
Uraian Materi
1). Mengukur
Alat
ukur presisi sedang ini akan terbaca
suatu pengukuran dengan ketelitian sampai batas 0,02 mm atau
0.05 mm. Alat ukur kategori ini adalah: mistar geser , mistar geser
kedalaman dan mistar geser ketinggian ( height gauge).
Dan
pada materi ini dikenalkan alat ukur Bantu standar yang digunakan untuk
mengukur diameter kecil yaitu kaliber silinder dan pada diameter dalam
yang lebih besar yaitu kaliber T.

Gambar
2.1 Mistar geser

Gambar
2.1 Kaliber silinder.

Gambar 2.3 Kaliber T

Gambar
2.4 Mengukur lubang dengan kaliber T
2). Jenis alat ukur
Alat ukur
presisi sedang dan cara pembacaannya adalah sebagai berikut :
q Mistar
geser :
Mistar
geser dan bagiannya seperti pada gambar
1.12.
![]() |
Gambar 2 .5
Mistar geser dan nama bagiannya
Contoh cara menentukan ketelitian
mistar geser
Panjang
skala nonius pada rahang geser 9 mm yaitu, lurus pada setiap setrip ke 9 dari
rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang geser 10, maka jarak setiap setrip
adalah 0,9 mm. Sedangkan 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga
selisihnya = 1 - 0,9 = 0,1 mm
Jadi mistar
geser tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm
Jika
panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius 20, maka jarak 1
setrip skala nonius 19/20mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1 mm. Maka
ketelitian mistar geser tersebut adalah 1 – 19/20 mm = 1/20 mm atau 0,05 mm.
Untuk mistar geser yang memiliki panjang skala nonius 40 mm dan banyak
setripnya 49 bagian, dimana ketelitian mistar geser tersebut adalah 1 – 49/50
mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.
Contoh
pembacaan hasil pengukuran untuk ketelitian 0,05 mm.

Gambar
2.6 Mistar geser ketelitian 0,05 mm
Hasil
pengukuran dari gambar 1.13 :
Garis 0
pada rumah geser terletak antara garis ke 37 dan garis ke 38 pada mistar.
Garis ke 11
pada nonius kedudukannya tepat dengan skala pada mistar.
Maka ukuran
mistar geser = 37 + (0,05 x 11 bagian)
= 37,55 mm
Mistar geser kedalaman
(Depth vernier califer)
Mistar
geser kedalaman, dan pembacaannya sama dengan mistar geser.

Gambar
2.7 Mistar geser kedalaman
Mistar geser ketinggian ( Height gauge )
Pada umumya
mistar geser ketinggian mempunyai ketelitian 0,1 mm, 0,05 mm dan 0,02 mm. Untuk
mendapatkan ketelitian dan cara pembacaannya sama dengan mistar geser biasa.

Gambar 2.8 Mistar geser
ketinggian

Gambar
2.9 Mengukur ketinggian dengan mistar geser
ketinggian
c. Rangkuman mengukur dengan alat ukur
presisi sedang
Menggunakan
alat ukur presisi sedang siswa terlebih dahulu harus mengenal alat ukur presisi
rendah dan alat ukur bantu, apabila suatu obyek benda ukur sulit diukur
langsung dan tuntutan hasil ukurnya teliti dengan alat ukur yang memiliki
ketelitian antara 0.05 s.d 0.02. Sedangkan alat uku bantu adalah digunakan
untuk memudahkan dalam teknis pengukuran yang disebabkan sulit posisinya
apabila diukur langsung.
d.
Tugas .
1).
Amati dan bandingkan terhadap alat ukur berikut : mistar geser, mistar
geser kedalaman dan height gauge.
2).
Bandingkan pula karakter alat ukur bantu berikut ; kaliber T, kaliber silinder
kecil.
e.
Tes Formatif.
1.
Jelaskan apa yang dimaksud alat
ukur presisi sedang ?
2. Jelaskan cara pembacaan alat ukur mistar
geser ?
3. Jelaskan nilai ketelitian dari alat ukur
mistar geser ?
4.
Jelas fungsi alat ukur berikut :
mistar geser, mistar geser kedalaman dan mistar geser ketinggian ( height gauge
)?
5.
Jelaskan fungsi kaliber T dan
kaliber silinder ?
f.
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Alat
ukur presisi sedang adalah alat ukur yang memiliki ketelitian antara 0,05 s.d. 0,02 mm.
2. Bacalah
skala satuan panjang pada alat ukur untuk posisi nol pada skala nonius, carilah skala nonius yang tepat
pada skala satuan panjang, maka strip skala nonius yang tepat tersebut adalah
menunjukkan decimal dari pembacaan skala satuan panjang.
3. Biasanya
ada dua jenis yaitu : 0,05 mm dan 0,05
mm.
(
Mistar geser yang menggunakan penunjukan dial dapat juga membaca hingga 0,01mm
, demikian pula yang menggunakan digital. Alat ukur ini akan dikategorikan pada
alat ukur presisi baik.)
4. Fungsi
mistar geser, mistar geser kedalaman dan mistar geser ketinggian :
-
Mistar geser adalah merupakan alat
ukur universal, umum dapat digukana untuk mengukur panjang, diameter( luar dan
dalam ), tingkat dan kedalaman
- Mistar
geser kedalaman alat alt ukur khusus untuk mengukur kedalaman suatu
lubang/tingkat.
- Mistar
geser ketinggian hanya dapat digunakan untuk mengukur dengan landasan meja
rata. Karena konstruksi rahangnya yang tajam maka dapat juga mengukur sekaligus
memberi tanda dengan menggoreskan rahang ukurnya.
5.
Kaliber T maupun kaliber silinder
adalah merupakan alat ukur bantu yang yang akurasinya lebih baik sehingga
pemindahan proses pembacaan satuan ukur dari obyek benda ukur ke alat ukur bantu kemudian ke alat ukur standar
nilai ukurnya dapat dipercaya.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Mengukur
dengan alat ukur presisi sedang
|
Kode :
C/M12.1A/2
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit
Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
mengukur dengan alat ukur presisi sedang
dan dapat
menggunakan alat bantu ukur.
Alat
& Perlengkapan : Mistar Geser,
Mistar geser kedalaman dan Height gauge.
Kaliber T
dan kealiber silinder.
Bahan : 1. Poros lurus/tingkat
2. Balok dasar
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan alat Bantu ukur dengan
hati-hati agar posisi
tidak
berubah, sehingga pengukuran dengan mistar geser
dapat terbaca dengan tepat.Penggunaan mistar geser
kedalaman harus hati-hati, begitu pula mistar geser
ketinggian ( height gauge).
Langkah
Kerja : 1.
Ukurlah poros lurus/bertingkat dengan jangka bengkok,
perhatikan gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.
2.
Ukurlah balok dasar dengan jangka bengkok, perhatikan
gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.
|
h. Gambar Kerja
1 &4. Alat ukur mistar geser 2. Alat ukur mistar geser & Kalier T dan mistar geser kedalaman ![]() ![]()
3.
Alat ukur mistar geser & kaliber silinder 5.
Alat ukur mistar geser
ketinggian
![]() ![]() |
|||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG
|
Skala
|
Digambar
|
|
Tanggal
|
|
||
Diperiksa
|
|
||
Disetujui
|
|
||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
i. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur presisi sedang.
No.Job. :
C/M12.1A/2
Nama siswa :
Tanggal
:
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat –
alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Poros dng. Dia.Luar & dalam ber- tingkat
Nomor :
|
Mistar geser
|
Dia.luar 1,
Dia.luar 2,
Dia.luar 3,
Dia.dlm.1,
Dia.dlm.2,
Dia.dlm.3,
|
|
5
5
5
5
5
5
|
|
|
Poros lubang ber-tingkat no :
|
Mistar gsesr & kaliber T.
|
D1,
D2,
D3,
|
|
5
5
5
|
|
|
Balok berlubang no :
|
Mistar geser dan kaliber silinder.
|
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,
Dia.dlm3,
|
|
5
5
5
|
|
|
Poros lubang ber- tingkat. no :
|
Mistar
geser kedalaman.
|
Tinggi dia.1,
Tinggi dia.2,
|
|
6
6
|
|
|
Balok bertingkat no.:
|
Heigth
gauge
|
Tinggi 1,
Tinggi 2,
Tinggi 2,
|
|
4
4
4
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
10
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
6
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 3), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 2.
KEGIATAN BELAJAR 3
MENGUKUR
DENGAN ALAT UKUR PRESISI BAIK
a.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
& menggunakan alat ukur standar pada jenis alat
ukur presisi baik.
b. Uraian
Materi
Alat ukur
presisi baik ini akan terbaca suatu
pengukuran dengan ketelitian sampai batas 0,01 mm. Alat ukur kategori ini adalah : mistar geser
dial , mistar geser digital dan berbagai jenis micrometer.
q
Mistar geser dial

Gambar 3.1
Mistar geser dial dan pembacaannya.
Ketelitian
mistar geser dial sama dengan sepertri mistar geser nonius, yaitu 0,10 mm, 0,05
mm atau 0,02 mm. Pada mistar geser dial dengen ketelitian 0,05 mm, satu putaran
jarum penunjuk terbagi dalam 100 bagian skala, 100 x 0,05 mm atau 5 mm. Tiap
duapuluh bagian skala dial / jam ukur diberi angka dalam satuan mm, dengan
demikian pembagian skala utamanya dalam
(pada batang ukur) cukup dalam selang 1 mm.
q Mikrometer
luar
Mikrometer
luar biasanya mempunyai kapasitas ukur :
0
– 25 mm
25
– 50 mm
0
– 75 mm
5
– 100 mm dan bahkan sampai 100 mm.

Gambar 3.2
Mikrometer luar
Mikrometer luar ketelitian 0,01
Ulir
dari mikrometer standar mempunyai pitch sebesar 0,05 mm dan keliling bidal
dibagi atas 50 bagian yang sama, maka perubahan satu bagian pada graduasi bidal
menyebabkan perpindahan poros pengukur bergerak sebesar 0.01 mm (0.5 x 1/50)=
0,01.
Atau
dengan cara lain, jika ulir dari mikrometer standar tidak dapat diketahuinya :
pada tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya 50 buah. Jika tabung
putar 1 kali (dari 0 sampai dengan angka 0 lagi), maka poros geser akan
bergerak 0.05 mm. Oleh karena itu tabung diputar dibagi dalam 50 bagian, maka 1
bagian jaraknya 0,5 : 50 = 0,01 mm langkah poros geser.
Mikrometer luar ketelitian 0.001 mm.
Mikrometer
standar dengan skala vernier pada selubungnya dapat dibaca sampai 0.001 mm.
Pada mikrometer ini pembacaan sampai 0,001 mm, dilakukan pada bidal seperti
halnya pada mikrometer dengan ketelitian 0,01 mm, hanya disini ada verniernya
yang segaris dengan graduasi bidal dan kalikanlah nilai pembacaan tersebut
dengan 0,001 mm.
q
Mikrometer dalam tiga kaki
(Holtest, Triobor)
Mikrometer
dalam tiga kaki untuk mengukur diameter dalam cermat, karena kedudukan
mikrometer selalu tetap ditengah lingkaran.

Gambar
3.3 Mikrometer tiga kaki
q Mikrometer
Kedalaman (Depth Mikrometer)
Mikrometer
kedalaman untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan bertingkat. Batang ukur dapat diganti untuk
mengubah kapasitas ukur.

Gambar
3.4 Mikrometer kedalaman
![]() |
Gambar
3.5 Mikrometer alur dan cara pemakainnya
c. Rangkuman mengukur
dengan alat ukur presisi baik
Menggunakan
alat ukur presisi baik siswa/peserta didik terlebih dahulu harus mengenal dan
trampil menggunakan alat ukur presisi sedang dan alat ukur bantu guna
memperluas wawasan.
Alat ukur
ini akan direkomendasikan untuk digunakan di laboratorium pengukuran, walaupun
dapat pula digunakan di tempat kerja.
d.
Tugas
1). Amati
dan bandingkan terhadap alat ukur berikut : mistar geser
dial, mistar geser digital, dan
micrometer.
2).
Bandingkan pula karakter alat ukur antara mistar geser dan
micrometer.
e. Tes Formatif.
1.
Jelaskan apa yang dimaksud alat
ukur presisi baik ?
2.
Jelaskan cara pembacaan alat ukur
mistar geser dial dan digital ?
3.
Jelaskan cara pembacaan pada alat
ukur micrometer ?.
4.
Jelaskan nilai ketelitian dari alat
ukur mistar geser dial dan digital?
5.
Jelaskan mana yang lebih baik
antara alat ukur mistar geser dial ataupun digital dibanding dengan micrometer
ditinjau dari konstruksinya ?.
f.
Kunci Jawaban Tes Formatif
1.
Alat ukur presisi baik adalah yang
memiliki ketelitian 0,01 mm.
2.
Pada alat ukur mistar geser dial,
yaitu dengan membaca pada skala panjang pada mistar sedang decimalnya dibaca
pada skala dial. Pembacaan mistar geser digital adalah langsung dari apa yang
ditunjukkan pada digital tersebut.
3.
Pada micrometer adalah dibaca pada
skala satuan panjang yang terdapat pada batang micrometer, sedangkan desimalnya
dibaca pada skala nonius yang ditunjukkan pada batang putar micrometer.
4.
Alat ukur mistar geser digital
maupun dial memiliki ketelitian 0,01mm.
5.
Rahang ukur pada mistar geser
digerakkan oleh dorongan tangan kita, sedang rahang ukur pada micrometer
digerakan oleh ulir didalam batang ukur micrometer. Oleh karena itu micrometer
lebih baik ditinjau dari ketabilan penekanan rahang ukur.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Mengukur
dengan alat ukur presisi baik
|
Kode :
C/M12.1A/3
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit
Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
mengukur dengan alat ukur presisi baik.
Alat
& Perlengkapan : Mistar Geser
dial, Mistar geser digital dan micrometer.
Bahan : 1. Poros lurus/tingkat, berlubang dan alur
2. Balok dasar tipis
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan dengan
hati-hati, terutama perhatikan pada
rahangukur
agar posisi tidak berubah, sehingga
pengukuran
yang di
lakukan dapat terbaca dengan tepat.
Langkah
Kerja : 1. Ukurlah diameter poros bertingkat dengan
mistar geser
digital dan perhatikan gambar
kerja.
2. Ukurlah balok dasar tipis dengan
mikrometer, dan
perhatikan gambar kerja.
3. Ukurlah poros berlubang dan poros beralur dengan
mikrometer dalam tiga kaki, mikrometer kedalaman dan mikrometer alur.
|
h. Gambar Kerja
1. Alat ukur mistar geser digital 2. Alat ukur mikrometer,
bahan 3 buah dengan tebal yang
berbeda
![]() ![]()
3. Alat ukur mikrometer kaki tiga 5. Alat ukur
mikrometer alur
![]() ![]()
4.
Alat ukur mikrometer kedalaman
|
||||||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI BAIK
|
Skala
|
Digambar
|
|
|||
Tanggal
|
|
|||||
Diperiksa
|
|
|||||
Disetujui
|
|
|||||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
i. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur presisi baik.
No.Job. :
C/M12.1A/3
Nama siswa :
Tanggal
:
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat –
alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Poros
bertingkat
Nomor :
|
Mistar geser digital
|
Dia.luar 1,
Dia.luar 2,
Dia.luar 3,
|
|
4
4
4
|
|
|
Balok
tipis no :
|
Mikrometer 0-25mm.
|
Tebal 1,
Tebal 2,
Tebal 3,
|
|
6
6
6
|
|
|
Poros
berlubang no :
|
Mikrometer dalam tiga kaki.
|
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,
Dia.dlm3,
|
|
6
6
6
|
|
|
Poros
lubang ber- tingkat. no :
|
Mikrometer
kedalaman.
|
Tinggi dia.1,
Tinggi dia.2,
Tinggi dia.3,
|
|
6
6
6
|
|
|
Poros lu-
bang bera- lur.no.:
|
Mikrometer
alur
|
Ukuran 1,
Ukuran 2,
Ukuran 3,
|
|
6
6
6
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
10
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
6
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 4), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 3.
KEGIATAN
BELAJAR 4
MEMERIKSA
KESEJAJARAN
b. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
& menggunakan alat ukur/pemeriksaan standar.
b. Uraian
Materi
Memeriksa
kesejajaran ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu misalnya jangka
bengkok, maka nilai keterbacaannya terbatas pada prediksi penglihatan mata pemeriksa.
Namun
pemeriksaan secara akurat dengan nilai keterbacaan lebih baik/tinggi dapat
dilakukan dengan alat ukur standar misalnya menggunakan pupitas/jam
Mengukur
dan dapat juga menggunakan roll dan kaliber T untuk pemeriksaan kesejajaran
alur ekor burung.

Gambar 4.1 Memeriksa kesejajaran dengan jangka bengkok

Gambar 4.2
Pupitas ( jam ukur ), dan pemeriksaan kesejajarannya.

Gambar
4.3 Pemeriksaan kesejajaran alur ekor
burung.
c.
Rangkuman memeriksa kesejajaran.
Memeriksa
kesejajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung jenis benda ukur
yang akan diperiksa. Pada kegiatan ini
siswa dikenalkan dengan tiga cara pemeriksaan kesejajaran yang masing-masing
memiliki keunggulan dan kekurangan, namun disamping itu maksud dari tiga
pengenalan ini juga memberikan wawasan kepada siswa/peserta didik bahwa
masing-masing alat ukur digunakan sesuai dengan keperluannya.
Alat ukur
ini akan direkomendasikan untuk digunakan di tempat kerja ataupun di
laboratorium pengukuran.
d. Tugas.
1).
Amati dan perhatikan terhadap jangka bengkok. Bisakah anda menggunakannya
dengan baik , jelaskan kelemahannya.?.
2).
Bandingkan pula karakter alat ukur
bantu tersebut dengan pupitas/jam ukur ?
e.
Tes Formatif.
1. Jelaskan apa yang dimaksud alat ukur bantu
(jangka bengkok) ?
2. Jelaskan cara pembacaan nilai kesejajarannya,
apabila menggu- nakan jangka bengkok ?.
3.
Jelaskan cara pembacaan kesejajaran
dengan pupitas/jam ukur ?.
4.
Jelaskan nilai ketelitian dari
pupitas/ jam ukur ?.
5.
Jelaskan bagaimana pembacaan nilai
kesejajaran alur ekor burung yang diukur dengan rool dan mistar geser ?
f.
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Jangka bengkok
adalah alat ukur bantu yang memiliki rahang ukur yang dapat dipersempit maupun
diperlebar, namun tidak memiliki skala ukur.
2. Pemeriksaan kesejajaran dilakukan dengan
menggeser rahang ukur sepanjang benda ukur sambil dilihat rongga diantara
rahang ukur tersebut. Makin tidak ada rongga semakin baik nilai kesejajaran
benda ukur tersebut.
3.
Ujung sensor pupitas ( jam ukur)
digeser sepanjang benda ukur yang akan diperiksa kesejajarannya. Nilai
penyimpangan yang ditunjukkan pada indicator pupitas adalah nilai kesalahan
kesejajarannya.
4.
Pupitas memiliki ketelitian 0,01
mm, namun nilai tersebut bukanlah nilai murni penyimpangan, sebab pergerakan
sensor pada pupitas tidak linier dengan pergerakan pada nonius dialnya.
5.
Pembacaan ukuran pada setiap tempat
sepanjang alur yang akan diperiksanya dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Nilai penyimpangan adalah merupakan nilai kesalahan kesejajaran yang diperiksa.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Memeriksa kesejajaran
|
Kode :
C/M12.1A/4
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit
Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
memeriksa kesejajaran suatu obyek benda
ukur
dengan berbagai cara.
Alat
& Perlengkapan : Jangka
bengkok, Pupitas (jam ukur ), Mikrometer, sepasang
roll dan
kaliber T.
Bahan : 1. Balok sejajar/pararlel.
2. Alur ekor burung luar.
3. Alur ekor burung dalam.
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan dengan
hati-hati, dan perhatikan pada
rahang
ukur agar posisi tidak berubah,
sehingga
penggeseran rahang sepanjang benda ukur tidak berubah.
Penepatan
kaliber T dan pembukaannya harus hati-hati agar
posisi
tidak berubah sehingga akurasi pengukuranya dapat
dipercaya.
Langkah
Kerja : 1.
Periksalah kesejajaran sepanjang benda ukur dengan
jangka
Bengkok.
2. Periksalah kesejajaran benda ukur dengan pupitas, gerakkan jam ukur
tersebut sepanjang benda ukur dengan hati-hati dan perhatikan/catat nilai
penyimpangannya pada beberapa tempat.
3. Ukurlah dintara dua roll yang dipasang pada alur ekor burung. Untuk
alur dalam gunakan bantuan kaliber T, kemudian diukur dengan micrometer.
|
h. Gambar Kerja
1 & 2 Alat ukur jangka 3. Alat ukur rol dan mikrometer ![]() ![]()
4. Alat ukur Kaliber T, rol dan mikrometer
|
||||||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
|
Skala
|
Digambar
|
|
|||
Tanggal
|
|
|||||
Diperiksa
|
|
|||||
Disetujui
|
|
|||||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
i. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Memeriksa
kesejajaran.
No.Job. : C/M12.1A/4
Nama siswa :
Tanggal :
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat –
alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Parallel
Nomor :
|
Jangka bengkok.
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Ketidak sejajaran
|
|
5
5
5
5
|
|
|
Parallel
Nomor :
|
Meja rata ,pupitas dan dudukannya
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Ketidak sejajaran
|
|
5
5
5
5
|
|
|
Alur Ekor Burung luar no :
|
Roll
Mikrometer
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Ketidak sejajaran
|
|
5
5
5
5
|
|
|
Alur ekor burung dalam no :
|
Mikrometer Kaliber T
Rol
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Ketidak sejajaran
|
|
5
5
5
5
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
15
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
5
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 5), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 4.
KEGIATAN BELAJAR 5
MEMERIKSA
KEBULATAN
c.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
& menggunakan alat ukur/pemeriksaan standar.
b. Uraian
Materi
Memeriksa
kebulatan ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur standar Dial indicator dan alat bantu misalnya vee
blok. Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan dengan nilai yang lebih baik apabila
benda ukur memiliki dua lubang senter, sehingga dapat menggunakan senter bar
dan dial indicator.

Gambar 5.1 Pemeriksaan Kebulatan menggunakan Vee blok
dan pupitas

Gambar 5.2 Pemeriksaan Kebulatan menggunakan senter
sinus dan
pupitas.
c. Rangkuman
Memeriksa Kebulatan.
Memeriksa
kebulatan ini akan menyimpulkan/ menyatakan bahwa suatu benda silindris
benar-benar bulat atau tidak bulat. Berapa nilai penyimpangannya/ kesalahannya
apabila diperiksa/diukur dengan pupitas , maka angka pada dialnya bukanlah
angka milimeter yang sesungguhnya. Hal ini seperti telah dijelaskan dimuka
bahwa gerak sensor pupitas tidaklah linier dengan gerak pada nonius dialnya.
d. Tugas 5.
1). Amati dan perhatikan terhadap jangka bengkok.
Bisakah anda
menggunakannya dengan baik , jelesakan
kelemahannya.?
2). Bandingkan pula karakter alat ukur bantu tersebut
dengan pupitas/jam
ukur ?
e. Tes Formatif.
1.
Berapa titikkah minimal galam
pengamatan kebulatan dalam satu putaran pengukuran ?
2.
Dimanakah benda ukur harus dipasang
pada pemeriksaan kebulatan ?
3.
Apakah fungsi meja rata dalam
pengukuran/pemeriksaan kebulatan ?
4.
Apakah semua benda silindris dapat
diperiksa kebulatannya dengan menggunakan senter bar ?
5.
Bandingkan mana yang lebih baik
pemeriksaan menggunakan vee blok ataukah menggunakan senter bar ?.
f. Kunci Jawaban Tes Formatif.
1.
Minimal empat titik dalam satu
putaran benda ukur.
2.
Bila tanpa benda tanpa lubang
senter maka dipasang diatas vee blok dan bila terdapat lubang senter benda ukur
dipasang diantara kedua senter pada senter bar.
3.
Meja rata berfungsi sebagai dudukan
alat bantu dan sekaligus sebagai basis pemeriksaan.
4.
Tidak , benda ukur yang dapat
diperiksan dengan alat bantu senter bar adalah benda ukur yang memiliki lubang
senter pada kedua ujungnya.
5.
Pemeriksaan menggunakan alat bantu
senter bar lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alat bantu vee blok,
sebab nilai kesalahannya berbasis pada sumbu poros. Sedangkan bila menggunakan
vee blok nilai kesalahannya berbasis pada diameter luar benda ukur.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Memeriksa
kebulatan
|
Kode :
C/M12.1A/5
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit
Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
memeriksa kebulatan suatu obyek benda
ukur
dengan berbagai cara.
Alat
& Perlengkapan : Vee blok,
Senter Bar dan pupitas/ jam ukur.
Bahan : 1. Poros Lurus tanpa lubang senter.
2. Poros Lurus dengan lubang senter.
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan dengan
hati-hati, dan perhatikan agar benda
ukur
tidak lepas dari dudukannya.
Langkah
Kerja : 1.
Periksalah kebulatan dengan mengukur/memeriksa
penyimpangan
beberapa titik dari satu putaran benda
ukur.
2. Bacalah penyimpangan yang ditunjukkan pada dial pupitas secara seksama,
baik yang menggunakan vee blok maupun senter bar.
3. Tandailah titik-titik daerah pemeriksaan, minimal 4 dalam satu lingkaran , makin banyak akan semakin
teliti dalam pemeriksaan.
|
i. Gambar Kerja
![]() |
|||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG
|
Skala
|
Digambar
|
|
Tanggal
|
|
||
Diperiksa
|
|
||
Disetujui
|
|
||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
h. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur presisi sedang.
No.Job. :
C/M12.1A/5
Nama siswa :
Tanggal
:
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat-alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Poros lurus
Nomor :
|
Jangka bengkok.
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Titik 4,
Titik 5,
Titik 6,
Titik 7,
Titik 8,
|
|
5
5
5
5
5
5
5
5
|
|
|
Poros lurus dengan dua lubang senter
Nomor :
|
Meja rata ,pupitas dan dudukannya
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Titik 4,
Titik 5,
Titik 6,
Titik 7,
Titik 8,
|
|
5
5
5
5
5
5
5
5
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
12
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
8
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 6), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 5.
KEGIATAN BELAJAR 6
MEMERIKSA
KERATAAN
d.
Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini,
anda akan dapat :
&
menggunakan
alat ukur/pemeriksaan standar.
b. Uraian
Materi
Memeriksa
kerataan ini dapat dilakukan dengan
berbagai alat ukur standar dari yang sifatnya sederhana sampai pada perolehan
hasil yang teliti. Alat ukur yang
digunakan diantaranya : pisau lurus ( pemeriksaan ), menggunakan dial
indicator, menggunakan pelat optik dan angle dekor.

Gambar
6.1 Pemeriksaan kerataan dengan pisau
lurus.

Gambar
6.2 Pemeriksaan Kerataan dengan dial
indicator dan meja rata.

Gambar
6.3 Pemeriksaan Kerataan dengan dial
indicator dan batang senter.

Gambar
6.4 Pemeriksaan Kerataan dengan kaca
datar (optical flat)
![]() |
![]() |
Pantulan
cahaya silang yang terlihat
pada kaca o
kuler Angle Dekor
Gambar Pemeriksaan Kerataan dengan angle dekor.
c. Rangkuman
Memeriksa
kerataan ini akan dapat menyimpulkan/menyatakan bahwa suatu benda datar/flat,
silindris benar-benar rata. Besarnya nilai penyimpangannya/kesalahannya atau
ketidak rataannya apabila diperiksa/diukur dengan jam ukur ( dial indicator ) , maka angka pada
dialnya dapat dibaca sebagai angka kesalahannya.Angka ini tidak terbaca diakhir
pengukuran/pemeriksaan, namun dimungkinkan terjadi dimanapun pada area
pengukuran.
Apabila
diperiksa dengan pisau rata maka besarnya nilai ketidak rataannya adalah sama
dengan besarnya rongga/celah antara obyek ukur/periksa dengan pisau rata.
d. Tugas
1). Amati
dan perhatikan terhadap pisau rata. Apa yang bisa menyebabkan
keslhan dalam pemeriksaan pada pisau rata
tersebut ?.
2). Lakukan
pemeriksaan dan pengukuran pada obyek benda ukur sesuai
dengan
gambar kerja serta isilah kolom pmemeriksaan pada lembar latihan !
g. Tes
Formatif.
1.
Berapa titik pengamatan kebulatan
dalam satu putaran pengukuran ?.
2.
Dimanakah benda ukur harus dipasang
pada pemeriksaan kebulatan?
3.
Apakah fungsi meja rata dalam
pengukuran/pemeriksaan kebulatan ?
4.
Apakah semua benda silindris dapat
diperiksa kebulatannya dengan menggunakan senter bar ?
5.
Bandingkan mana yang lebih baik
pemeriksaan menggunakan vee blok ataukah menggunakan senter bar ?
h. Kunci Jawaban Tes Formatif
1.
Minimal empat titik dalam satu
putaran benda ukur.
2.
Bila tanpa benda tanpa lubang
senter maka dipasang diatas vee blok dan bila terdapat lubang senter benda ukur
dipasang diantara kedua senter pada senter bar.
3.
Meja rata berfungsi sebagai dudukan
alat bantu dan sekaligus sebagai basis pemeriksaan.
4.
Tidak, benda ukur yang dapat
diperiksan dengan alat bantu senter bar adalah benda ukur yang memiliki lubang
senter pada kedua ujungnya.
5.
Pemeriksaan menggunakan alat bantu
senter bar lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alat bantu vee blok,
sebab nilai kesalahannya berbasis pada sumbu poros. Sedangkan bila menggunakan
vee blok nilai kesalahannya berbasis pada diameter luar benda ukur.
g. Lembar Kerja
SMK………………
|
Topik :
Memeriksa Kerataan/Kelurusan
|
Kode :
C/M12.1A/6
|
T.Proses
Permesinan
|
|
Waktu :
|
Unit Kompetensi
C/M12.1A
|
Tanggal :
|
|
Nama :
|
||
Tujuan : Agar siswa trampil
memeriksa Kerataan suatu obyek benda
ukur
dengan berbagai cara.
Alat
& Perlengkapan : 1. Tuas / batang jam,
2. Meja rata
3. Pupitas/ jam ukur.
Bahan : Pelat rata.
Keselamatan
Kerja : Ukurlah dengan dengan hati-hati, dan
perhatikan agar benda
ukur
tidak lepas dari dudukannya.
Langkah Kerja : 1.
Stel jam terhadap meja rata (nol)
2. Buat
tanda-tanda dengan kapur pada obyek/benda kerja pada jarak-jarak teratur (A, B, C, dst.)
3. Periksa
dengan jam pada jarak-jarak tersebut, apakah tetap atau berubah; apabila
berubah berarti tidak rata.
|
h. Gambar kerja
![]() |
|||
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG
|
Skala
|
Digambar
|
|
Tanggal
|
|
||
Diperiksa
|
|
||
Disetujui
|
|
||
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN |
Menggunakan Alat Ukur |
i. Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur presisi sedang.
No.Job. :
C/M12.1A/3
Nama siswa :
Tanggal
:
NIS :
|
||||||
Bahan
|
Alat-alat
|
Bagian yang
Di ukur :
|
Hasil
Pengukuran
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Max
|
Score
|
|||||
Pelat
rata
|
Meja
rata, pupitas dan
Batang
pupitas
|
Titik 1,
Titik 2,
Titik 3,
Titik 4,
Titik 5,
Titik 6,
Titik 7,
Titik 8,
|
|
10
10
10
10
10
10
10
10
|
|
|
Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn :
Nama :
|
Nilai sikap
|
|
12
|
|
|
|
Nilai Waktu
|
|
8
|
|
|
||
Juml.Nilai
|
|
100
|
|
|
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan
berikutnya (kegiatan belajar 7), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika
tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan
belajar 6.
KEGIATAN BELAJAR 7
MEMELIHARA PERALATAN PEMBANDING DAN/ATAU PENGUKURAN DASAR
b.
Tujuan
Kegiatan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini,
anda akan dapat :
&
Menjelaskan
cara pemeliharaan alat ukur / alat pembanding sesuai
dengan standar pabrik atau prosedur operasi standar
b. Uraian Materi
1) Pemeliharaan alat ukur secara umum
·
Dijaga
pada suhu 20° C supaya tidak terjadi perubahan fisik akibat
meningkatnya suhu.
·
Dijaga
pada kondisi tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi (kelembaban udara 50 :
60 %)
·
Diberi
vaselin setelah alat ukur dipakai
·
Dijauhkan
dari getaran, goncangan atau benturan
·
Setelah
dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya, dan untuk alat yang besar
misalnya profil proyektor harus selalu ditutup dengan kain/plastik sewaktu
tidak dipakai.
·
Dipakai
sesuai dengan fungsinya.
·
Hindarkan
dari pemakaian secara gegabah dan serampangan
·
Dipakai
menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah ditentukan
masing-masing
2) Pemeliharaan
dari setiap alat ukur
a) Pemeliharaan mistar geser (Vernier
Caliper)

Gambar
7.1 Mistar geser
q Mengkalibrasi
Cara
menglkalibrasi: misal untuk ketelitian 0,05 mm
(1) Disiapkan sejumlah blok ukur dengan kenaikan 1
mm dari ukuran 1 mm s.d. 25 mm
(2) Kemudian dilakukan pengukuran dari setiap
kenaikan 1 mm di atas meja kerja
(3)
Masing-masing
pengukuran dicatat hasil penyimpangan manimal 4 x dan dibuat rata-rata (baik
penyimpangn positip maupun negatip)
(4)
Selanjutnya ulangi pengukuran dari 25 mm turun
sampai 1 mm dengan penurunan 1 mm.
(5)
Masing-masing
pengukuran dicatat penyimpangannya menimal 4 x dan dibuat rata-rata hasil
pengukurean.
(6)
Jumlahkan
penyimpangan pengkuran
(7)
Tentukan
penyimpangan komulatifnya
(8)
Penyimpangan
komulatip =
Jumlah
penyimpangan rata-rata
Jumlah
pengukuran (dalam hal ini
(9) Apabila hasil penyimpangan komulatip dari
ketelitian alat ukur, maka alat itu tidak dapat dipertanggung jawabkan.
q Cara Perawatan
(1)
Sebelum
dan sesudah pemakaian, alat ukur harus selalu dibersihkan. Bila selesai
pemakaian beri sedikit vaselin dan disimpan lagi ke tempat semula
(2)
Mur/baut
pengunci hendaknya dijaga jangan sampai lepas atau hilang.
(3)
Pakailah
kain panas/strimin sebagai tempat alat ukur.
b) Pemeliharaan Mistar geser ketinggian (
Height gauge )
q Pemeliharaan
(1)
Jaga
pada suhu 28° C upaya tidak terjadi perubahan fisik
(2)
Dijaga
pada kondisi tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi
(3) Diberi vaselin setelah alat ukur dipakai
(4) Dijauhkan dari getaran, goncangan atau
benturan
(5) Setelah dipakai dimasukkan kembali ke
kotaknya.
(6) Dipakai sesuai dengan fungsinya.
(7) Dipakai menurut petunjuk operasional dan
keselamatan kerja
yang telah ditentukan
masing-masing
(8)
Hindarkan dari pemakaian secara gegabah dan serampangan

Gambar 7.2 Mistar geser ketinggia
q Keselamatan Kerja
(1)
Hindarkan
benturan dengan benda lain
(2)
Jangan
sampai jatuh
(3)
Gunakan
di atas meja
(4)
Jaga
dari pengaruh karat (korosi)
c) Pemeliharaan
Mikrometer Luar

Gambar 7.3 Satu set
mikrometer luar
q Kalibarasi
(1) Alat dan perlengkapan
·
Blok
ukur
·
Dudukan
mikrometer
·
Kertas
grafik
(2) Langkah
kerja
·
Stel
lebih dahulu mikrometer yang akan diperiksa pada kedudukan minimum/nol.
·
Pasangkan
mikrometer tersebut pada dudukannya pada posisi yang mudah begi pembacaan
ukurannya.
·
Jepitlah
blok ukur 1 mm diantara dua landalsan mikrometer, dan catat beberapa mikron
penyimpangannya (+ atau - )
·
Catat
pula penyimpangan- penyimpangan pembacaan untuk blok ukur 2 mm, 3 mm dan
seterusnya s.d. 25 mm. Untuk memudahkan kesimpulan, salinlah data penyimpangan
tersebut diatas, kedalam bentuk grafik.
·
Membersihkan
dan melekatkan blok ukur harus benar-benar baik.
·
Perhatikan
pada waktu mengeset besarnya tekanan mulut ukur terdengar dari bunyi gigi
gelincir.
·
Untuk
pekerjaan-pekerjaan yang lebih teliti, kertaan dan kesejajaran muka ukur
landasan juga perlu diperiksa (dengan plat optik).
q Perawatan
(1)
Sesudah
pemakaian, bersihkanlah permukaan pengukuran dan bagian-bagian lainnya, dan
gunakanlah bahan anti korosi. Bagian-bagian yang berulir harus dilumasi
secukupnya dengan oli yang berkualitas tinggi, misalnya oli yang dipergunakan
untuk jam/arloji.
(2)
Jika
tidak dipergunakan (sesudah pemakaian) mikrometer luar harus ditempatkan dalam
sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan
penunjangnya yang khusus (sadle shaped
support).
(3)
Tempat
penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari lansung dan fluktuasi
tempertatur.
(4)
Batang
ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak
terjadi lenturan.
q
Keselamatan
Kerja
(1)
Jangan
menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil pengukurannya.
Hal ini bisa merusak landasan.
(2) Jangan
mengukur benda kerja yang sedang berputar atau bergerak
(3)
Hati-hatilah
pada waktu mengukur dan gunakan recet jika spindel sudah mendekati benda yang
diukur.
d) Pemeliharaan Kaliber T (Telescoping Gauge)

Gambar
7.4 Kaliber T
q Cara perawatan :
·
Selesai
melakukan pengukuran dengan kaliber T, maka baut pengikat harus dikendorkan agar spindle dan tabung
tidak mengalami pembebanan.
·
Sebelum
disimpan pada tempatnya, oleskan vaseline agar terhindar dari karatan.
·
Telescoping
dimasukkan pada tempat yang khusus dan
masukkan pada almari.
q
Perbaikan
:
Untuk memperbaiki telescoping gauge yang
telah rusak, dapat dilaksanakan sebagai berikut :
·
Kendorkan
baut pengikat
·
Masukkan
pegasnya pada spindle, kemudian masukkan tabung pada rangka.
·
Masukkan
pegas dan spindle pada tabung, kemudian baut pengikat dikeraskan.
q Keselamatan Kerja
·
Pemakaian
telescoping gauge harus sesuai dengan
ukuran diameter lubang yang diukur.
·
Pada
saat membuka pengikat/pengunci, maka tabung dan spindle ditahan oleh ibu jari
penunjuk (tangan kiri)
·
Pada
waktu mulai melaksanakan pangukuran, pengunci dibuka perlahan-lahan sehingga
menyentuh benda ukur.
·
Pada
saat mengeluarkan telescoping gauge benda ukur dimiringkan sedikit (5 derajat)
agar alat ukur tersebut mudah lepas, apabila alat ukur tersebut tidak
dimiringkan mengalami kerusakan pada bagian permukaan ukur spindle dan tabung.
·
Apabila
saat kita membuka pengunci/pengikat tidak ditahan akan menimbulkan bahaya yaitu
spindle dan tabung akan terlempar dan dapat mengenai mata.
·
Pada
waktu melakukan pengukuran, letakkan alat ukur di atas panel (kain halus).
·
Alat
ukur telescoping gauge jangan diletakkan bertumpukan dengan alat ukur lainnya.
·
Setelah
selesai melakukan pengukuran, kendorkan baut pengikat.
·
Simpanlah
alat ukur telescoping gauge pada tempat yang telah disediakan.
·
Hindarkan sampai telescoping gauge jatuh/terbentur pada
alat ukur sejenis.
e) Pemeliharaan
Pupitas (Jam ukur)

Gambar 7.5 Gambar Pupitas
q
Pemeliharaan
(1) Letakkan
pupitas di atas kain panas (lunak)
(2) Selesai pemakaian pupitas dibersihkan
(3) Beri vaselin pada sensornya
(4) Simpan ke tempat semula dengan posisi yang
benar.
q Keselamatan Kerja
* Posisi sensor harus sejajar dengan permukaan benda ukur, agar
jangan terjadi kesalahan kosinus (kesalahan baca)
* Hindarkan benturan pada sensor, jangan menekan sensor melampaui
batas minimum
q Perawatan
(1) Selesai
pemakaian supaya dial indikator dibersihkan
(2) Beri
vaselin pada sensor
(3) Simpan
ke tempat semula
q
Keselamatan
Kerja
(1) Jangan mengukur atau menyentuh permukaan
yang kasar
(2) Sensor jangan ditarik waktu pemindahan jam
ukur, dari benda ukur (sensornya harus diangkat)
(3) Jangan melakukan pengukuran melampaui
kapasitas jam ukur
(4) Usahakan penekanan sensor setengah
kapasitas.
c. Rangkuman
Agar alat ukur dapat tahan
lama dan tidak mengalami perubahan dimensi yang akan mengakibatkan
kesalahan/penyimpangan dalam pengukuran, maka harus dirawat dan dipelihara
dengan baik dan benar.
Pada dasarnya semua pemeliharaan alat ukur bersifat pencegahan
(preventif), alat ukur yang pernah mengalami kerusakan, sebaiknya tidak dipakai
lagi. Kalaupun terpaksa dipakai terlebih dahulu harus melalui pemeriksaan yang
benar-benar teliti.
d. Tugas
Amati dan
perhatikan salah satu alat ukur. Apa yang bisa menyebabkan kerusakan pada alat ukur tersebut ?
i.
Tes Formatif
1.
Mengapa alat ukur dan/atau pembanding yang sudah dipakai harus
dijaga kebersihannya dari debu dan kotoran?
2.
Tindakan apa agar alat ukur dan/atau pembanding tidak berkarat?
3.
Mengapa alat ukur dan/atau pembanding harus disimpan pada
tempat/kotak yang sudah tersedia?
4.
Mengapa alat ukur dan/atau pembanding harus di kalibrasi pada
ruang yang mempunyai temperatur dan kelembaban yang dipersyaratkan?
5.
Untuk maksud dan tujuan apa alat ukur dan/atau pembanding harus di
kalibrasi?
f. Kunci Jawaban
1.
Menjaga kecermatan dari alat ukur dan/atau pembanding
2.
Dilapisi dengan pelapis anti karat (Vaselin/Oil Protection)
3.
Agar tidak berbenturan dengan benda lain.
4.
Menyesuaikan dengan standar
5.
Menjamin keabsahan dari
alat ukur sehingga hasil pengukurannya sama dengan standar.
Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan
kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah
mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih,
berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya
kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar