Sabtu, 20 Agustus 2016



BAB II
PEMBELAJARAN
A.    Rencana Belajar Peserta Diklat
Kompetensi                : Menggunakan alat ukur
Sub Kompetensi          : Mengukur obyek benda ukur menggunakan alat ukur
                                    dasar  dan pembanding.                    
No
Jenis Kegiatan
Tanggal
waktu
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Td.tgn
 guru
1
Mengukur dengan alat ukur presisi rendah





2
Mengukur dengan alat ukur presisi sedang





3
Mengukur dengan alat ukur presisi cukup





4
Memeriksa kesejajaran





5
Memeriksa Kebulatan





6
Memeriksa Kerataan





7
Pemeliharaan Peralatan






B.        Kegiatan Belajar
         Peserta diklat/siswa terlebih dulu harus membaca secara teliti dan benar teori yang mendukung kegiatan belajar.  Kegiatan belajar yang dilaksanakan sebagian besar adalah praktek mengukur. Mengukur dengan menggunakan alat ukur standar dan dapat juga dilakukan dengan membandingkan dengan alat pembanding standar.
        Materi pengukuran pada unit M12.1A adalah menggunakan alat ukut dengan presisi rendah,cukup dan sedang. Namun para siswa juga dikenalkan dengan alat ukur presisi tinggi dalam kategri pengenalan awal.
        Memilih alat ukur, menggunakan dan membaca hasil pengukuran dapat dilakukan secara teliti dan benar apabila siswa telah memahami wawasan teori pendukungnya.
        Teori pendukung diuraikan dalam setiap tahapan belajar yang terdiri dari tujuh tahapan.

KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR PRESISI RENDAH

a.        Tujuan Kegiatan Pembelajaran
        Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&  menggunakan alat ukur standart dasar pada jenis alat ukur presisi rendah.
&  menggunakan alat ukur bantu standar.

b.        Uraian Materi
1).    Mengukur
Mengukur adalah membandingkan obyek benda ukur dengan alat ukur standar
Alat ukur pada pembelajaran 1 adalah alat ukur dengan presisi rendah termasuk alat ukur bantu , karena sulit dilakukan pengukuran langsung.
Tinggi dan rendahnya kepresisian suatu alat ukur dilihat dari tingkat ketelitian alat ukur tersebut dalam mampu baca pada setiap pengukuran.
Ketelitian alat ukur didefinisikan sebagai kemampuan baca terkecil dari alat ukur tersebut. Terkecil kemampuan baca ini ditunjukkan dalam decimal dibelakang koma. Makin kecil nilai decimal tersebut maka makin baik tingkat ketelitiannya.

2).    Satuan ukur
Pembacaan nilai suatu ukuran dalam pengukuran menganut pada dua system yaitu : metrik system dan imperial system, walaupun metrik system lebih berkembang pada aplikasi pengukuran hingga saat ini.
Yang dimaksud imperila system yaitu pembacaan nilai ukur dalam suatu pengukuran mengunakan satuan inci yang bernilai sama dengan 25,4 mm dalam satuan metrik sitem.
Selanjutnya satuan inci dikenal dengan pecahan decimal dan pecahan yang menggunakan pembilang & penyebut. Pecahan decimal misalnya 0,1 inci, 0,01 “, dan 0,001”  sedangkan pecahan lainya adalah ½”,1/4”,1/8”,1/16”,1/32” dan 1/64” , strip dua biasanya digunakan sebagai bacaan inci.
Satuan pada metrik system adalah menggunakan millimeter misalnya 1 mm, 0,5mm, 0,01mm, 0,001mm dst.

3).    Ketelitian
Roll meter, mistar plastik dan meteran kain adalah alat ukur presisi rendah, karena kemampuan baca terkecilnya adalah 1 mm., sedangkan mistar baja mampu pada ketelitian 0,5mm.
Namun dalam penggunaan diindustri biasanya akan cenderung menggunakan mistar baja. Hal ini berkaitan dengan kepastian bahwa alat ukur tersebut dikategorikan sebagai alat ukur standar.
Apakah roll meter, meteran kain, mistar plastik tidak standar ?
Standar adalah kesepakatan , oleh karena itu, alat ukur diatas standar untuk penggunaan yang sesuai, misalnya roll meter standar untuk pengukuran kayu dan sejenisnya,karena tingkat ketelitian yang dimilikinya cukup memenuhi syarat guna pengukuran kayu tersebut pada umumnya. Meteran kain standar untuk penggunaan tukang kain. Sedangkan mistar plastik adalah standar untuk menggambar diatas kertas. 
Sangat tidak lazim untuk pengerjaan logam menggunakan meteran kain. Karena meteran kain presisinya jauh lebih rendah dan tidak standar untuk pengerjaan logam.

Alat ukur presisi rendah :
q    Meteran kain, ketelitian meteran kain  1mm
Gambar 1.1 Meteran kain



q    Roll meter, ketelitian roll meter  1 mm,

Gambar 1.2 Rol meter

q    Mistar Platik, ketelitian roll meter  1 mm
Gambar 1.3   Mistar Pelastik


q    Mistar baja Ketelitian mistar baja adalah 0,5 mm, perhatian strip terkecil dalam mampu baca


 








Gambar 1.4  Mistar baja





q    Alat Ukur Bantu :
Gambar 1.5 Jangka bengkok,


Gambar 1.6  Jangka kaki



Gambar 1.7  Jangka kaki berpegas.

                   c.  Rangkuman mengukur dengan alat ukur presisi rendah.
Menggunakan alat ukur dasar siswa terlebih dahulu harus mengenal alat ukur presisi rendah dan alat ukur bantu, apabila suatu obyek benda ukur sulit diukur langsung ataupun tuntutan hasil ukurnya kurang teliti.

d.        Tugas
1).    Amati dan bandingkan terhadap alat ukur berikut : meteran kain , roll meter, mistra plastik dan mistar baja.
2).    Bandingkan pula karakter alat ukur Bantu berikut ; jangka bengkok, jangka kaki dan jangka kaki berpegas.

e.        Tes Formatif
1.         Sebutkan arti/maksud pengukuran ?
2.         Jelaskan apa yang dimaksud alat ukur presisi rendah ?
3.         Jelaskan nilai ketelitian dari alat ukur roll meter ?
4.         Sebutkan alat ukur berikut : roll meter, meteran kain,mistar baja yang ketelitiannya paling baik ?
5.         Mengapa meteran kain ketelitian dan nilai standarnya paling rendah ?
6.         Mengapa harus menggunakan alat ukur Bantu ?
7.         Sebutkan alat ukur presisi rendah yang cocok digunakan untuk proses pengerjaan logam/proses permesinan ?
8.         Jelaskan alasan pada pertanyaan no.6 ?
9.         Sebutkan dua jenis satuan ukur ?
10.      Jelaskan perbedaan pecahan pada satuan ukur inci.

f.         Kunci Jawaban Tes Formatip
1.         Mengukur adalah membandingkan obyek benda ukur dengan alat ukur standar.
2.         Alat ukur presisi rendah, karena ketelitiannya rendah ( 1mm)
3.         Ketelitian roll meter adalah 1 mm.
4.         Mistar baja ( 0,5mm).
5.         Ketelitiannya 1mm dan standarnya rendah karena lentur.
6.         Apabila tuntutan ketelitianya rendah dan sulit diukur langsung.
7.         Mistar baja.
8.         Ketelitiannya 0,5 mm dan rigid.
9.         Metrik system adalah mm dan Imperial system adalah inci.
10.      Pecahan decimal yaitu, 0,1”,0,01” dan 0,001” serta
11.      Pecahan murni yaitu ½”, ¼”, 1/8”, 1/16”, 1/32” dan 1/64.











g.         Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Mengukur dengan alat ukur presisi rendah
Kode :
C/M12.1A/1
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :

Tujuan                        : Agar siswa trampil mengukur dengan alat ukur presisi randah      
                                    dan dapat menggunakan alat bantu ukur.

Alat & Perlengkapan     :  Mistar Baja dan jangka bengkok
Bahan                         : 1.  Poros lurus/tingkat
                                    2.  Balok dasar

Keselamatan Kerja       :  Ukurlah dengan alat Bantu ukur dengan hati-hati agar posisi 
                                    Tidak berubah, sehingga pengukuran dengan mistar baja
                                    dapat terbaca  dengan tepat.

Langkah Kerja             :  1.  Ukurlah poros lurus/bertingkat dengan jangka bengkok,
                                         perhatikan  gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.
                                     2. Ukurlah balok dasar dengan jangka bengkok, perhatikan 
                                         gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.












h.      Gambar Kerja















 

















MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
NON PRESISI

Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur


i.       Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur non presisi
No.Job.    : C/M12.1A/1                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat - alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Balok Dasar
Nomor Balok :
Jangka -bengkok, mistar baja
L1,
L2,
L3,

8
8
8


Poros ting- kat no :

Jangka -bengkok, mistar baja
D1,
D2,
D3,

10
10
10


Diameter berlubang no :
Jangka kaki
Mistar baja
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,

6
6


Diameter dalam beralur no :
Jangka kaki pegas dan mistar baja
Alur 1,
Alur 1 diulang

8
8


Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

10


Nilai Waktu

8


Juml.Nilai

100




Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 2), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 1.    






KEGIATAN BELAJAR 2
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR PRESISI SEDANG
c.         Tujuan Kegiatan Pembelajaran
        Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&  menggunakan alat ukur standar pada jenis alat ukur presisi sedang
&  menggunakan alat ukur bantu standar.
     
d.        Uraian Materi
1).    Mengukur
Alat ukur presisi sedang  ini akan terbaca suatu pengukuran dengan ketelitian sampai batas 0,02 mm  atau   0.05 mm. Alat ukur kategori ini adalah: mistar geser , mistar geser kedalaman dan mistar geser ketinggian ( height gauge).
Dan pada materi ini dikenalkan alat ukur Bantu standar yang digunakan untuk mengukur diameter kecil yaitu kaliber silinder dan pada diameter dalam yang  lebih besar yaitu kaliber T.



Gambar 2.1   Mistar geser

Gambar 2.1  Kaliber silinder.



Gambar 2.3   Kaliber T



Gambar 2.4  Mengukur lubang dengan kaliber T

2).    Jenis alat ukur
Alat ukur presisi sedang dan cara pembacaannya adalah sebagai berikut :
q    Mistar geser :
Mistar geser dan bagiannya seperti  pada gambar 1.12.


 














Gambar 2 .5  Mistar geser dan nama bagiannya

      Contoh cara menentukan ketelitian mistar geser
Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm yaitu, lurus pada setiap setrip ke 9 dari rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang geser 10, maka jarak setiap setrip adalah 0,9 mm. Sedangkan 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga selisihnya = 1 - 0,9 = 0,1 mm
Jadi mistar geser tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm
Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius 20, maka jarak 1 setrip skala nonius 19/20mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1 mm. Maka ketelitian mistar geser tersebut adalah 1 – 19/20 mm = 1/20 mm atau 0,05 mm. Untuk mistar geser yang memiliki panjang skala nonius 40 mm dan banyak setripnya 49 bagian, dimana ketelitian mistar geser tersebut adalah 1 – 49/50 mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.
Contoh pembacaan hasil pengukuran untuk ketelitian 0,05 mm.

Gambar 2.6   Mistar geser ketelitian 0,05 mm

Hasil pengukuran dari gambar 1.13 :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 37 dan garis ke 38 pada mistar.
Garis ke 11 pada nonius kedudukannya tepat dengan skala pada mistar.
Maka ukuran mistar geser =  37 + (0,05 x 11 bagian)
                                                   = 37,55 mm
                Mistar geser kedalaman (Depth vernier califer)
Mistar geser kedalaman, dan pembacaannya sama dengan mistar geser.

Gambar 2.7   Mistar geser kedalaman

Mistar geser ketinggian ( Height gauge )
Pada umumya mistar geser ketinggian mempunyai ketelitian 0,1 mm, 0,05 mm dan 0,02 mm. Untuk mendapatkan ketelitian dan cara pembacaannya sama dengan mistar geser biasa.
Gambar 2.8  Mistar geser ketinggian
Gambar 2.9 Mengukur ketinggian dengan mistar geser   ketinggian

c.      Rangkuman mengukur dengan alat ukur presisi sedang
Menggunakan alat ukur presisi sedang siswa terlebih dahulu harus mengenal alat ukur presisi rendah dan alat ukur bantu, apabila suatu obyek benda ukur sulit diukur langsung dan tuntutan hasil ukurnya teliti dengan alat ukur yang memiliki ketelitian antara 0.05 s.d 0.02. Sedangkan alat uku bantu adalah digunakan untuk memudahkan dalam teknis pengukuran yang disebabkan sulit posisinya apabila diukur langsung.
d.         Tugas .
1). Amati dan bandingkan terhadap alat ukur berikut : mistar geser, mistar
     geser kedalaman dan height gauge.
2). Bandingkan pula karakter alat ukur bantu berikut ; kaliber T, kaliber silinder kecil.
e.         Tes Formatif.
1.         Jelaskan apa yang dimaksud alat ukur presisi sedang ?
2.    Jelaskan cara pembacaan alat ukur mistar geser ?
3.    Jelaskan nilai ketelitian dari alat ukur mistar geser ?
4.         Jelas fungsi alat ukur berikut : mistar geser, mistar geser kedalaman dan mistar geser ketinggian ( height gauge )?
5.         Jelaskan fungsi kaliber T dan kaliber silinder ?

f.         Kunci Jawaban Tes Formatif
1.    Alat ukur presisi sedang adalah alat ukur yang memiliki ketelitian  antara 0,05 s.d. 0,02 mm.
2.    Bacalah skala satuan panjang pada alat ukur untuk posisi nol pada  skala nonius, carilah skala nonius yang tepat pada skala satuan panjang, maka strip skala nonius yang tepat tersebut adalah menunjukkan decimal dari pembacaan skala satuan panjang.
3.    Biasanya ada dua jenis  yaitu : 0,05 mm dan 0,05 mm.
( Mistar geser yang menggunakan penunjukan dial dapat juga membaca hingga 0,01mm , demikian pula yang menggunakan digital. Alat ukur ini akan dikategorikan pada alat ukur presisi baik.)
4.    Fungsi mistar geser, mistar geser kedalaman dan mistar geser ketinggian :
-          Mistar geser adalah merupakan alat ukur universal, umum dapat digukana untuk mengukur panjang, diameter( luar dan dalam ), tingkat dan kedalaman
-    Mistar geser kedalaman alat alt ukur khusus untuk mengukur kedalaman suatu lubang/tingkat.
-    Mistar geser ketinggian hanya dapat digunakan untuk mengukur dengan landasan meja rata. Karena konstruksi rahangnya yang tajam maka dapat juga mengukur sekaligus memberi tanda dengan menggoreskan rahang ukurnya.
5.    Kaliber T maupun kaliber silinder adalah merupakan alat ukur bantu yang yang akurasinya lebih baik sehingga pemindahan proses pembacaan satuan ukur dari obyek benda ukur ke  alat ukur bantu kemudian ke alat ukur standar nilai ukurnya dapat dipercaya.





g.         Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Mengukur dengan alat ukur presisi sedang
Kode :
C/M12.1A/2
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :
Tujuan                        : Agar siswa trampil mengukur dengan alat ukur presisi sedang   
                                    dan dapat menggunakan alat bantu ukur.
                                   
Alat & Perlengkapan     : Mistar Geser, Mistar geser kedalaman dan Height gauge.
                                    Kaliber T dan kealiber silinder.
                        
Bahan                         : 1.  Poros lurus/tingkat
                                    2.  Balok dasar

Keselamatan Kerja       :  Ukurlah dengan alat Bantu ukur dengan hati-hati agar posisi 
                                    tidak berubah, sehingga pengukuran dengan mistar geser
                                    dapat  terbaca  dengan tepat.Penggunaan mistar geser       
                                    kedalaman harus  hati-hati, begitu pula mistar geser      
                                    ketinggian ( height gauge).
                                   
Langkah Kerja             :  1.  Ukurlah poros lurus/bertingkat dengan jangka bengkok,
                                         perhatikan  gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.
                                     2. Ukurlah balok dasar dengan jangka bengkok, perhatikan 
                                         gambar kerja, lalu ukur dengan mistar baja.









h.      Gambar Kerja


1 &4. Alat ukur mistar geser                     2. Alat ukur mistar geser & Kalier T dan mistar geser kedalaman




3.  Alat ukur mistar geser & kaliber silinder    5.  Alat ukur mistar geser 
                                                      ketinggian



MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG

Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur





i.       Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur  presisi sedang.
No.Job.    : C/M12.1A/2                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat – alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Poros dng. Dia.Luar & dalam ber- tingkat
Nomor :
Mistar geser
Dia.luar 1,
Dia.luar 2,
Dia.luar 3,
Dia.dlm.1,
Dia.dlm.2,
Dia.dlm.3,

5
5
5
5
5
5


Poros lubang ber-tingkat no :
Mistar gsesr & kaliber T.
D1,
D2,
D3,

5
5
5


Balok berlubang no :
Mistar geser dan kaliber silinder.
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,
Dia.dlm3,

5
5
5


Poros lubang ber- tingkat. no :
Mistar geser kedalaman.
Tinggi  dia.1,
Tinggi  dia.2,

6
6



Balok bertingkat no.:
Heigth gauge
Tinggi 1,
Tinggi 2,
Tinggi 2,

4
4
4


Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

10


Nilai Waktu

6


Juml.Nilai

100










Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 3), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 2.    


KEGIATAN BELAJAR 3


MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR PRESISI BAIK

a.        Tujuan Kegiatan Pembelajaran
        Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&  menggunakan alat ukur standar pada jenis alat ukur presisi baik.
     
b.     Uraian Materi
Alat ukur presisi baik  ini akan terbaca suatu pengukuran dengan ketelitian sampai batas 0,01 mm.  Alat ukur kategori ini adalah : mistar geser dial , mistar geser digital dan berbagai jenis micrometer.

q        Mistar geser dial

Gambar 3.1   Mistar geser dial dan pembacaannya.

Ketelitian mistar geser dial sama dengan sepertri mistar geser nonius, yaitu 0,10 mm, 0,05 mm atau 0,02 mm. Pada mistar geser dial dengen ketelitian 0,05 mm, satu putaran jarum penunjuk terbagi dalam 100 bagian skala, 100 x 0,05 mm atau 5 mm. Tiap duapuluh bagian skala dial / jam ukur diberi angka dalam satuan mm, dengan demikian pembagian skala utamanya  dalam (pada batang ukur) cukup dalam selang 1 mm.      
q   Mikrometer luar
Mikrometer luar biasanya mempunyai kapasitas ukur :
0 – 25 mm
25 – 50 mm
0 – 75 mm
5 – 100 mm dan bahkan sampai 100 mm.
Gambar 3.2   Mikrometer luar

Mikrometer luar ketelitian 0,01
Ulir dari mikrometer standar mempunyai pitch sebesar 0,05 mm dan keliling bidal dibagi atas 50 bagian yang sama, maka perubahan satu bagian pada graduasi bidal menyebabkan perpindahan poros pengukur bergerak sebesar 0.01 mm (0.5 x 1/50)= 0,01.
Atau dengan cara lain, jika ulir dari mikrometer standar tidak dapat diketahuinya : pada tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya 50 buah. Jika tabung putar 1 kali (dari 0 sampai dengan angka 0 lagi), maka poros geser akan bergerak 0.05 mm. Oleh karena itu tabung diputar dibagi dalam 50 bagian, maka 1 bagian jaraknya 0,5 : 50 = 0,01 mm langkah poros geser.
Mikrometer luar ketelitian 0.001 mm.
Mikrometer standar dengan skala vernier pada selubungnya dapat dibaca sampai 0.001 mm. Pada mikrometer ini pembacaan sampai 0,001 mm, dilakukan pada bidal seperti halnya pada mikrometer dengan ketelitian 0,01 mm, hanya disini ada verniernya yang segaris dengan graduasi bidal dan kalikanlah nilai pembacaan tersebut dengan 0,001 mm.

q   Mikrometer dalam tiga kaki (Holtest, Triobor)
Mikrometer dalam tiga kaki untuk mengukur diameter dalam cermat, karena kedudukan mikrometer selalu tetap ditengah lingkaran.
Gambar 3.3  Mikrometer tiga kaki

q   Mikrometer Kedalaman (Depth Mikrometer)
Mikrometer kedalaman untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan  bertingkat. Batang ukur dapat diganti untuk mengubah kapasitas ukur.
  
Gambar 3.4  Mikrometer kedalaman


 












Gambar 3.5  Mikrometer alur dan cara pemakainnya


c.      Rangkuman mengukur dengan alat ukur presisi baik
Menggunakan alat ukur presisi baik siswa/peserta didik terlebih dahulu harus mengenal dan trampil menggunakan alat ukur presisi sedang dan alat ukur bantu guna memperluas wawasan.
Alat ukur ini akan direkomendasikan untuk digunakan di laboratorium pengukuran, walaupun dapat pula digunakan di tempat kerja.

d.        Tugas
1). Amati dan bandingkan terhadap alat ukur berikut : mistar geser  
     dial, mistar geser digital, dan micrometer.
2). Bandingkan pula karakter alat ukur antara mistar geser dan 
     micrometer.

e.      Tes Formatif.
1.     Jelaskan apa yang dimaksud alat ukur presisi baik ?
2.     Jelaskan cara pembacaan alat ukur mistar geser dial dan digital ?
3.     Jelaskan cara pembacaan pada alat ukur micrometer ?.
4.     Jelaskan nilai ketelitian dari alat ukur mistar geser dial dan digital?
5.     Jelaskan mana yang lebih baik antara alat ukur mistar geser dial ataupun digital dibanding dengan micrometer ditinjau dari konstruksinya ?.

f.            Kunci Jawaban Tes Formatif
1.         Alat ukur presisi baik adalah yang memiliki ketelitian 0,01 mm.
2.         Pada alat ukur mistar geser dial, yaitu dengan membaca pada skala panjang pada mistar sedang decimalnya dibaca pada skala dial. Pembacaan mistar geser digital adalah langsung dari apa yang ditunjukkan pada digital tersebut.
3.         Pada micrometer adalah dibaca pada skala satuan panjang yang terdapat pada batang micrometer, sedangkan desimalnya dibaca pada skala nonius yang ditunjukkan pada batang putar micrometer.
4.         Alat ukur mistar geser digital maupun dial memiliki ketelitian 0,01mm.
5.         Rahang ukur pada mistar geser digerakkan oleh dorongan tangan kita, sedang rahang ukur pada micrometer digerakan oleh ulir didalam batang ukur micrometer. Oleh karena itu micrometer lebih baik ditinjau dari ketabilan penekanan rahang ukur.


g.      Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Mengukur dengan alat ukur presisi baik
Kode :
C/M12.1A/3
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :
Tujuan                        : Agar siswa trampil mengukur dengan alat ukur presisi baik.       

Alat & Perlengkapan     : Mistar Geser dial, Mistar geser digital dan micrometer.

Bahan                         : 1.  Poros lurus/tingkat, berlubang dan alur
                                    2.  Balok dasar tipis

Keselamatan Kerja       : Ukurlah dengan dengan hati-hati, terutama perhatikan pada 
                                   rahangukur agar posisi tidak  berubah, sehingga pengukuran 
                                   yang di lakukan dapat terbaca dengan tepat.
                                   
Langkah Kerja             : 1.  Ukurlah diameter poros bertingkat dengan mistar geser     
                                        digital dan perhatikan  gambar kerja.
                                   2.  Ukurlah balok dasar tipis dengan mikrometer, dan 
  perhatikan  gambar kerja.
3. Ukurlah poros berlubang dan poros beralur dengan mikrometer dalam tiga kaki, mikrometer kedalaman dan mikrometer alur.









h.      Gambar Kerja

1.  Alat ukur mistar geser digital                         2. Alat ukur mikrometer,
bahan 3 buah dengan tebal yang berbeda                                                                                                                                                                     

3.  Alat ukur mikrometer kaki tiga                       5. Alat ukur mikrometer alur
  




4.  Alat ukur mikrometer kedalaman


 










MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI BAIK

Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur


i.       Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur  presisi baik.
No.Job.    : C/M12.1A/3                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat – alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Poros bertingkat
Nomor :
Mistar geser digital
Dia.luar 1,
Dia.luar 2,
Dia.luar 3,

4
4
4


Balok tipis no :
Mikrometer 0-25mm.
Tebal 1,
Tebal 2,
Tebal 3,

6
6
6


Poros berlubang no :
Mikrometer dalam tiga kaki.
Dia.dlm1,
Dia.dlm2,
Dia.dlm3,

6
6
6


Poros lubang ber- tingkat. no :
Mikrometer kedalaman.
Tinggi  dia.1,
Tinggi  dia.2,
Tinggi  dia.3,

6

6

6


Poros lu- bang bera- lur.no.:
Mikrometer alur
Ukuran 1,
Ukuran 2,
Ukuran 3,

6
6
6


Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

10


Nilai Waktu

6


Juml.Nilai

100








Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 4), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 3.    


KEGIATAN BELAJAR 4
MEMERIKSA KESEJAJARAN

b.       Tujuan Kegiatan Pembelajaran
        Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&  menggunakan alat ukur/pemeriksaan standar.

b.     Uraian Materi
Memeriksa kesejajaran ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu misalnya jangka bengkok, maka nilai keterbacaannya terbatas pada prediksi penglihatan  mata pemeriksa.
Namun pemeriksaan secara akurat dengan nilai keterbacaan lebih baik/tinggi dapat dilakukan dengan alat ukur standar misalnya menggunakan pupitas/jam
Mengukur dan dapat juga menggunakan roll dan kaliber T untuk pemeriksaan kesejajaran alur ekor burung.
Gambar 4.1  Memeriksa kesejajaran dengan jangka bengkok
Gambar 4.2  Pupitas ( jam ukur ), dan pemeriksaan kesejajarannya.


Gambar 4.3 Pemeriksaan kesejajaran  alur ekor burung.




c.        Rangkuman memeriksa kesejajaran.
Memeriksa kesejajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung jenis benda ukur yang akan diperiksa. Pada kegiatan  ini siswa dikenalkan dengan tiga cara pemeriksaan kesejajaran yang masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, namun disamping itu maksud dari tiga pengenalan ini juga memberikan wawasan kepada siswa/peserta didik bahwa masing-masing alat ukur digunakan sesuai dengan keperluannya.
Alat ukur ini akan direkomendasikan untuk digunakan di tempat kerja ataupun di laboratorium pengukuran.

d.       Tugas.
1). Amati dan perhatikan terhadap jangka bengkok. Bisakah anda menggunakannya dengan baik , jelaskan kelemahannya.?.
2).    Bandingkan pula karakter alat ukur bantu tersebut dengan pupitas/jam ukur ?
   
e.        Tes Formatif.
1.  Jelaskan apa yang dimaksud alat ukur bantu (jangka bengkok) ?
2.  Jelaskan cara pembacaan nilai kesejajarannya, apabila menggu- nakan jangka bengkok ?.
3.    Jelaskan cara pembacaan kesejajaran dengan pupitas/jam ukur ?.
4.    Jelaskan nilai ketelitian dari pupitas/ jam ukur ?.
5.    Jelaskan bagaimana pembacaan nilai kesejajaran alur ekor burung yang diukur dengan rool dan mistar geser ?

f.      Kunci Jawaban Tes Formatif
1.  Jangka bengkok adalah alat ukur bantu yang memiliki rahang ukur yang dapat dipersempit maupun diperlebar, namun tidak memiliki skala ukur.
2.  Pemeriksaan kesejajaran dilakukan dengan menggeser rahang ukur sepanjang benda ukur sambil dilihat rongga diantara rahang ukur tersebut. Makin tidak ada rongga semakin baik nilai kesejajaran benda ukur tersebut.
3.    Ujung sensor pupitas ( jam ukur) digeser sepanjang benda ukur yang akan diperiksa kesejajarannya. Nilai penyimpangan yang ditunjukkan pada indicator pupitas adalah nilai kesalahan kesejajarannya.
4.    Pupitas memiliki ketelitian 0,01 mm, namun nilai tersebut bukanlah nilai murni penyimpangan, sebab pergerakan sensor pada pupitas tidak linier dengan pergerakan pada nonius dialnya.
5.    Pembacaan ukuran pada setiap tempat sepanjang alur yang akan diperiksanya dibandingkan satu dengan yang lainnya. Nilai penyimpangan adalah merupakan nilai kesalahan kesejajaran yang diperiksa.
























g.      Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Memeriksa kesejajaran
Kode :
C/M12.1A/4
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :
Tujuan                        : Agar siswa trampil memeriksa kesejajaran suatu obyek benda      
                                    ukur dengan berbagai cara.

Alat & Perlengkapan     : Jangka bengkok, Pupitas (jam ukur ), Mikrometer, sepasang
                                    roll dan kaliber T.   
            
Bahan                         : 1.  Balok sejajar/pararlel.
2.    Alur ekor burung luar.
3.    Alur ekor burung dalam.

Keselamatan Kerja       : Ukurlah dengan dengan hati-hati, dan perhatikan pada 
                                    rahang ukur agar posisi tidak  berubah, sehingga 
                                    penggeseran rahang sepanjang benda ukur tidak berubah.
                                    Penepatan kaliber T dan pembukaannya harus hati-hati agar
                                    posisi tidak berubah sehingga akurasi pengukuranya dapat 
                                    dipercaya.

Langkah Kerja             :  1.  Periksalah kesejajaran sepanjang benda ukur dengan 
                                         jangka Bengkok.                        
2.    Periksalah kesejajaran benda ukur dengan pupitas, gerakkan jam ukur tersebut sepanjang benda ukur dengan hati-hati dan perhatikan/catat nilai penyimpangannya pada beberapa tempat.
3.    Ukurlah dintara dua roll yang dipasang pada alur ekor burung. Untuk alur dalam gunakan bantuan kaliber T, kemudian diukur dengan micrometer.



h.      Gambar Kerja

1 & 2  Alat ukur jangka            3. Alat ukur rol dan mikrometer
       bengkok & pupitas












4.  Alat ukur Kaliber T, rol dan mikrometer


 



















MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR


Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur




i.       Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Memeriksa kesejajaran.
No.Job.    : C/M12.1A/4                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat – alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Parallel
Nomor :
Jangka bengkok.
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Ketidak sejajaran

5
5
5
5



Parallel
Nomor :
Meja rata ,pupitas dan dudukannya
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Ketidak sejajaran

5
5
5
5



Alur Ekor Burung luar no :
Roll
Mikrometer
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Ketidak sejajaran

5
5
5
5



Alur ekor burung dalam no :
Mikrometer Kaliber T
Rol
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Ketidak sejajaran

5
5
5
5



Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

15


Nilai Waktu

5


Juml.Nilai

100







Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 5), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 4.    


KEGIATAN BELAJAR 5
MEMERIKSA KEBULATAN

c.         Tujuan Kegiatan Pembelajaran
        Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&  menggunakan alat ukur/pemeriksaan standar.

b.     Uraian Materi
Memeriksa kebulatan ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur standar  Dial indicator dan alat bantu misalnya vee blok. Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan dengan nilai yang lebih baik apabila benda ukur memiliki dua lubang senter, sehingga dapat menggunakan senter bar dan dial indicator.

Gambar 5.1  Pemeriksaan Kebulatan menggunakan Vee blok dan  pupitas
           


Gambar 5.2  Pemeriksaan Kebulatan menggunakan senter sinus dan 
             pupitas.

c.      Rangkuman Memeriksa Kebulatan.
Memeriksa kebulatan ini akan menyimpulkan/ menyatakan bahwa suatu benda silindris benar-benar bulat atau tidak bulat. Berapa nilai penyimpangannya/ kesalahannya apabila diperiksa/diukur dengan pupitas , maka angka pada dialnya bukanlah angka milimeter yang sesungguhnya. Hal ini seperti telah dijelaskan dimuka bahwa gerak sensor pupitas tidaklah linier dengan gerak pada nonius dialnya.

d.   Tugas 5.
1).  Amati dan perhatikan terhadap jangka bengkok. Bisakah anda 
      menggunakannya dengan baik , jelesakan kelemahannya.?
2).  Bandingkan pula karakter alat ukur bantu tersebut dengan pupitas/jam
      ukur ?

e.     Tes Formatif.
1.   Berapa titikkah minimal galam pengamatan kebulatan dalam satu putaran pengukuran ?
2.     Dimanakah benda ukur harus dipasang pada pemeriksaan kebulatan ?
3.     Apakah fungsi meja rata dalam pengukuran/pemeriksaan kebulatan ?
4.    Apakah semua benda silindris dapat diperiksa kebulatannya dengan menggunakan senter bar ?
5.     Bandingkan mana yang lebih baik pemeriksaan menggunakan vee blok ataukah menggunakan senter bar ?.

f.      Kunci Jawaban Tes Formatif.
1.     Minimal empat titik dalam satu putaran benda ukur.
2.    Bila tanpa benda tanpa lubang senter maka dipasang diatas vee blok dan bila terdapat lubang senter benda ukur dipasang diantara kedua senter pada senter bar.
3.    Meja rata berfungsi sebagai dudukan alat bantu dan sekaligus sebagai basis pemeriksaan.
4.     Tidak , benda ukur yang dapat diperiksan dengan alat bantu senter bar adalah benda ukur yang memiliki lubang senter pada kedua ujungnya.
5.    Pemeriksaan menggunakan alat bantu senter bar lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alat bantu vee blok, sebab nilai kesalahannya berbasis pada sumbu poros. Sedangkan bila menggunakan vee blok nilai kesalahannya berbasis pada diameter luar benda ukur.















g.      Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Memeriksa kebulatan
Kode :
C/M12.1A/5
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :
Tujuan                        : Agar siswa trampil memeriksa kebulatan suatu obyek benda
                                    ukur dengan berbagai cara.
                          
Alat & Perlengkapan     : Vee blok, Senter Bar dan  pupitas/ jam ukur.

Bahan                         : 1.  Poros Lurus tanpa lubang senter.
2.   Poros Lurus dengan lubang senter.

Keselamatan Kerja       : Ukurlah dengan dengan hati-hati, dan perhatikan agar benda
                                    ukur tidak lepas dari dudukannya.

Langkah Kerja             :  1.  Periksalah kebulatan dengan mengukur/memeriksa
                                         penyimpangan beberapa titik dari satu putaran benda
                                         ukur.
2.    Bacalah penyimpangan yang ditunjukkan pada dial pupitas secara seksama, baik yang menggunakan vee blok maupun senter bar.
3.    Tandailah titik-titik daerah pemeriksaan, minimal 4 dalam satu  lingkaran , makin banyak akan semakin teliti dalam pemeriksaan.










i.       Gambar Kerja













MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG

Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur




h.      Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur  presisi sedang.
No.Job.    : C/M12.1A/5                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat-alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Poros lurus
Nomor :
Jangka bengkok.
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Titik  4,
Titik  5,
Titik  6,
Titik  7,
Titik  8,

5
5
5
5
5
5
5
5


Poros lurus dengan dua lubang senter
Nomor :
Meja rata ,pupitas dan dudukannya
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Titik  4,
Titik  5,
Titik  6,
Titik  7,
Titik  8,

5
5
5
5
5
5
5
5


Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

12


Nilai Waktu

8


Juml.Nilai

100










Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 6), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 5.    




KEGIATAN BELAJAR 6
MEMERIKSA KERATAAN

d.        Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&   menggunakan alat ukur/pemeriksaan standar.

b.     Uraian Materi
Memeriksa kerataan  ini dapat dilakukan dengan berbagai alat ukur standar dari yang sifatnya sederhana sampai pada perolehan hasil yang teliti.  Alat ukur yang digunakan diantaranya : pisau lurus ( pemeriksaan ), menggunakan dial indicator, menggunakan pelat optik dan angle dekor.
Gambar 6.1  Pemeriksaan kerataan dengan pisau lurus.

Gambar 6.2  Pemeriksaan Kerataan dengan dial indicator dan meja rata.

 










Gambar 6.3   Pemeriksaan Kerataan dengan dial indicator dan batang senter.




Gambar 6.4   Pemeriksaan Kerataan dengan kaca datar (optical flat)













 






Pantulan cahaya silang yang terlihat
pada kaca o kuler Angle Dekor





Gambar Pemeriksaan Kerataan dengan angle dekor.



c.      Rangkuman
Memeriksa kerataan ini akan dapat menyimpulkan/menyatakan bahwa suatu benda datar/flat, silindris benar-benar rata. Besarnya nilai penyimpangannya/kesalahannya atau ketidak rataannya apabila diperiksa/diukur dengan jam ukur ( dial indicator ) , maka angka pada dialnya dapat dibaca sebagai angka kesalahannya.Angka ini tidak terbaca diakhir pengukuran/pemeriksaan, namun dimungkinkan terjadi dimanapun pada area pengukuran.
Apabila diperiksa dengan pisau rata maka besarnya nilai ketidak rataannya adalah sama dengan besarnya rongga/celah antara obyek ukur/periksa dengan pisau rata.




d.   Tugas
1). Amati dan perhatikan terhadap pisau rata. Apa yang bisa menyebabkan
     keslhan dalam pemeriksaan pada pisau rata tersebut ?.
2). Lakukan pemeriksaan dan pengukuran pada obyek benda ukur sesuai  
dengan gambar kerja serta isilah kolom pmemeriksaan pada lembar latihan !
    
g.    Tes Formatif.
1.         Berapa titik pengamatan kebulatan dalam satu putaran pengukuran ?.
2.         Dimanakah benda ukur harus dipasang pada pemeriksaan kebulatan?
3.         Apakah fungsi meja rata dalam pengukuran/pemeriksaan kebulatan ?
4.         Apakah semua benda silindris dapat diperiksa kebulatannya dengan menggunakan senter bar ?
5.         Bandingkan mana yang lebih baik pemeriksaan menggunakan vee blok ataukah menggunakan senter bar ?

h.     Kunci Jawaban Tes Formatif
1.         Minimal empat titik dalam satu putaran benda ukur.
2.         Bila tanpa benda tanpa lubang senter maka dipasang diatas vee blok dan bila terdapat lubang senter benda ukur dipasang diantara kedua senter pada senter bar.
3.         Meja rata berfungsi sebagai dudukan alat bantu dan sekaligus sebagai basis pemeriksaan.
4.        Tidak, benda ukur yang dapat diperiksan dengan alat bantu senter bar adalah benda ukur yang memiliki lubang senter pada kedua ujungnya.
5.         Pemeriksaan menggunakan alat bantu senter bar lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alat bantu vee blok, sebab nilai kesalahannya berbasis pada sumbu poros. Sedangkan bila menggunakan vee blok nilai kesalahannya berbasis pada diameter luar benda ukur.





g.      Lembar Kerja
SMK………………
Topik :
Memeriksa Kerataan/Kelurusan
Kode :
C/M12.1A/6
T.Proses Permesinan

Waktu   :
Unit Kompetensi
C/M12.1A
Tanggal :
Nama    :
Tujuan                        : Agar siswa trampil memeriksa Kerataan suatu obyek benda 
                                    ukur dengan berbagai cara.
                                   
Alat & Perlengkapan     : 1.  Tuas / batang jam,
                                    2.  Meja rata 
                                    3.  Pupitas/ jam ukur.

Bahan                         : Pelat rata.

Keselamatan Kerja       :  Ukurlah dengan dengan hati-hati, dan perhatikan agar benda
                                    ukur tidak lepas dari dudukannya.
                                   
Langkah Kerja             :  1.  Stel jam terhadap meja rata (nol)
2.  Buat tanda-tanda dengan kapur pada obyek/benda kerja  pada jarak-jarak teratur (A, B, C, dst.)
3.  Periksa dengan jam pada jarak-jarak tersebut, apakah tetap atau berubah; apabila berubah berarti tidak rata.













h.      Gambar kerja










 






















MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR
PRESISI SEDANG

Skala

Digambar

Tanggal

Diperiksa

Disetujui

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menggunakan Alat Ukur





i.       Latihan
Laporan Hasil Pengukuran
Nama Job : Mengukur dengan alat ukur  presisi sedang.
No.Job.    : C/M12.1A/3                                           Nama siswa :
Tanggal   :                                                             NIS             :
Bahan
Alat-alat
Bagian yang
Di ukur :
Hasil
Pengukuran
Nilai
Keterangan
Max
Score
Pelat rata
Meja rata, pupitas dan
Batang pupitas
Titik  1,
Titik  2,
Titik  3,
Titik  4,
Titik  5,
Titik  6,
Titik  7,
Titik  8,

10
10
10
10
10
10
10
10


Instruktur/Guru/Penguji:
Td-tgn  :
Nama   :
Nilai sikap

12


Nilai Waktu

8


Juml.Nilai

100














Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan kegiatan berikutnya (kegiatan belajar 7), berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 6.    


KEGIATAN BELAJAR 7
MEMELIHARA PERALATAN PEMBANDING DAN/ATAU PENGUKURAN DASAR

b.        Tujuan Kegiatan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, anda akan dapat :
&   Menjelaskan cara pemeliharaan alat ukur / alat pembanding sesuai dengan standar pabrik atau prosedur operasi standar

b.    Uraian Materi

1)     Pemeliharaan alat ukur secara umum

·         Dijaga pada suhu 20° C supaya tidak terjadi perubahan fisik akibat meningkatnya suhu.
·         Dijaga pada kondisi tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi (kelembaban udara 50 : 60 %)
·         Diberi vaselin setelah alat ukur dipakai
·         Dijauhkan dari getaran, goncangan atau benturan
·         Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya, dan untuk alat yang besar misalnya profil proyektor harus selalu ditutup dengan kain/plastik sewaktu tidak dipakai.
·         Dipakai sesuai dengan fungsinya.
·         Hindarkan dari pemakaian secara gegabah dan serampangan
·         Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah ditentukan masing-masing








2)     Pemeliharaan dari setiap alat ukur
       a)      Pemeliharaan mistar geser (Vernier Caliper)

Gambar 7.1 Mistar geser

q    Mengkalibrasi

                 Cara menglkalibrasi: misal untuk ketelitian 0,05 mm
(1)     Disiapkan sejumlah blok ukur dengan kenaikan 1 mm dari ukuran 1 mm s.d. 25 mm
(2)     Kemudian dilakukan pengukuran dari setiap kenaikan 1 mm di atas meja kerja
(3)     Masing-masing pengukuran dicatat hasil penyimpangan manimal 4 x dan dibuat rata-rata (baik penyimpangn positip maupun negatip)
(4)      Selanjutnya ulangi pengukuran dari 25 mm turun sampai 1 mm dengan penurunan 1 mm.
(5)     Masing-masing pengukuran dicatat penyimpangannya menimal 4 x dan dibuat rata-rata hasil pengukurean.
(6)       Jumlahkan penyimpangan pengkuran
(7)       Tentukan penyimpangan komulatifnya
(8)       Penyimpangan komulatip =
                                         Jumlah penyimpangan rata-rata           
                                         Jumlah pengukuran (dalam hal ini 
          (9)  Apabila hasil penyimpangan komulatip dari ketelitian alat ukur, maka alat itu tidak dapat dipertanggung jawabkan.

q   Cara Perawatan
(1)      Sebelum dan sesudah pemakaian, alat ukur harus selalu dibersihkan. Bila selesai pemakaian beri sedikit vaselin dan disimpan lagi ke tempat semula
(2)       Mur/baut pengunci hendaknya dijaga jangan sampai lepas atau hilang.
(3)       Pakailah kain panas/strimin sebagai tempat alat ukur.

b)     Pemeliharaan Mistar geser ketinggian ( Height gauge )
q    Pemeliharaan
(1)       Jaga pada suhu 28° C upaya tidak terjadi perubahan fisik
(2)       Dijaga pada kondisi tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi
(3)       Diberi vaselin setelah alat ukur dipakai
(4)       Dijauhkan dari getaran, goncangan atau benturan
(5)       Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotaknya.
(6)       Dipakai sesuai dengan fungsinya.
(7)       Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja
yang telah ditentukan masing-masing
(8)       Hindarkan dari pemakaian secara gegabah dan serampangan












Gambar 7.2 Mistar geser ketinggia


q    Keselamatan Kerja

(1)       Hindarkan benturan dengan benda lain
(2)       Jangan sampai jatuh
(3)       Gunakan di atas meja
(4)       Jaga dari pengaruh karat (korosi)

c)           Pemeliharaan Mikrometer Luar

Gambar 7.3 Satu set mikrometer luar

q    Kalibarasi

(1)  Alat dan perlengkapan
·         Blok ukur
·         Dudukan mikrometer
·         Kertas grafik
(2)  Langkah kerja
·          Stel lebih dahulu mikrometer yang akan diperiksa pada kedudukan minimum/nol.
·          Pasangkan mikrometer tersebut pada dudukannya pada posisi yang mudah begi pembacaan ukurannya.
·          Jepitlah blok ukur 1 mm diantara dua landalsan mikrometer, dan catat beberapa mikron penyimpangannya (+ atau - )
·          Catat pula penyimpangan- penyimpangan pembacaan untuk blok ukur 2 mm, 3 mm dan seterusnya s.d. 25 mm. Untuk memudahkan kesimpulan, salinlah data penyimpangan tersebut diatas, kedalam bentuk grafik.
·          Membersihkan dan melekatkan blok ukur harus benar-benar baik.
·          Perhatikan pada waktu mengeset besarnya tekanan mulut ukur terdengar dari bunyi gigi gelincir.
·          Untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih teliti, kertaan dan kesejajaran muka ukur landasan juga perlu diperiksa (dengan plat optik).

q    Perawatan
(1)       Sesudah pemakaian, bersihkanlah permukaan pengukuran dan bagian-bagian lainnya, dan gunakanlah bahan anti korosi. Bagian-bagian yang berulir harus dilumasi secukupnya dengan oli yang berkualitas tinggi, misalnya oli yang dipergunakan untuk jam/arloji.
(2)       Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaian) mikrometer luar harus ditempatkan dalam sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjangnya yang khusus (sadle shaped support).
(3)       Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari lansung dan fluktuasi tempertatur.
(4)       Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak terjadi lenturan.

q    Keselamatan Kerja
(1)       Jangan menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan.
(2)        Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar atau bergerak
(3)       Hati-hatilah pada waktu mengukur dan gunakan recet jika spindel sudah mendekati benda yang diukur.

d)           Pemeliharaan Kaliber T (Telescoping Gauge)



Gambar 7.4  Kaliber T

q    Cara perawatan :
·                Selesai melakukan pengukuran dengan kaliber T, maka baut pengikat  harus dikendorkan agar spindle dan tabung tidak mengalami pembebanan.
·                Sebelum disimpan pada tempatnya, oleskan vaseline agar terhindar dari karatan.
·                Telescoping dimasukkan pada  tempat yang khusus dan masukkan pada almari.

q    Perbaikan :
Untuk memperbaiki telescoping gauge yang telah rusak, dapat dilaksanakan sebagai berikut :
·                Kendorkan baut pengikat
·                Masukkan pegasnya pada spindle, kemudian masukkan tabung pada rangka.
·                Masukkan pegas dan spindle pada tabung, kemudian baut pengikat dikeraskan.


 

q    Keselamatan Kerja

·                Pemakaian telescoping gauge harus sesuai dengan ukuran diameter lubang yang diukur.
·                Pada saat membuka pengikat/pengunci, maka tabung dan spindle ditahan oleh ibu jari penunjuk (tangan kiri)
·                Pada waktu mulai melaksanakan pangukuran, pengunci dibuka perlahan-lahan sehingga menyentuh benda ukur.
·                Pada saat mengeluarkan telescoping gauge benda ukur dimiringkan sedikit (5 derajat) agar alat ukur tersebut mudah lepas, apabila alat ukur tersebut tidak dimiringkan mengalami kerusakan pada bagian permukaan ukur spindle dan tabung.
·                Apabila saat kita membuka pengunci/pengikat tidak ditahan akan menimbulkan bahaya yaitu spindle dan tabung akan terlempar dan dapat mengenai mata.
·                Pada waktu melakukan pengukuran, letakkan alat ukur di atas panel (kain halus).
·                Alat ukur telescoping gauge jangan diletakkan bertumpukan dengan alat ukur lainnya.
·                Setelah selesai melakukan pengukuran, kendorkan baut pengikat.
·                Simpanlah alat ukur telescoping gauge pada tempat yang telah disediakan.
·                Hindarkan  sampai telescoping gauge jatuh/terbentur pada alat ukur sejenis.









e)      Pemeliharaan Pupitas (Jam ukur)
 












Gambar 7.5 Gambar Pupitas

q    Pemeliharaan
(1)     Letakkan pupitas di atas kain panas (lunak)
(2)    Selesai pemakaian pupitas dibersihkan
(3)    Beri vaselin pada sensornya
(4)    Simpan ke tempat semula dengan posisi yang benar.

q    Keselamatan Kerja

*      Posisi sensor harus sejajar dengan permukaan benda ukur, agar jangan terjadi kesalahan kosinus (kesalahan baca)
*      Hindarkan benturan pada sensor, jangan menekan sensor melampaui batas minimum

q    Perawatan

(1)  Selesai pemakaian supaya dial indikator dibersihkan
(2)  Beri vaselin pada sensor
(3)  Simpan ke tempat semula



q    Keselamatan Kerja
(1)    Jangan mengukur atau menyentuh permukaan yang kasar
(2)    Sensor jangan ditarik waktu pemindahan jam ukur, dari benda ukur (sensornya harus diangkat)
(3)    Jangan melakukan pengukuran melampaui kapasitas jam ukur
(4)    Usahakan penekanan sensor setengah kapasitas.

c.      Rangkuman
Agar alat ukur dapat tahan lama dan tidak mengalami perubahan dimensi yang akan mengakibatkan kesalahan/penyimpangan dalam pengukuran, maka harus dirawat dan dipelihara dengan baik dan benar.
Pada dasarnya semua pemeliharaan alat ukur bersifat pencegahan (preventif), alat ukur yang pernah mengalami kerusakan, sebaiknya tidak dipakai lagi. Kalaupun terpaksa dipakai terlebih dahulu harus melalui pemeriksaan yang benar-benar teliti.

d.      Tugas
Amati dan perhatikan salah satu alat ukur. Apa yang bisa menyebabkan  kerusakan pada alat ukur tersebut ?

i.          Tes Formatif
1.         Mengapa alat ukur dan/atau pembanding yang sudah dipakai harus dijaga kebersihannya dari debu dan kotoran?
2.         Tindakan apa agar alat ukur dan/atau pembanding tidak berkarat?
3.         Mengapa alat ukur dan/atau pembanding harus disimpan pada tempat/kotak yang sudah tersedia?
4.         Mengapa alat ukur dan/atau pembanding harus di kalibrasi pada ruang yang mempunyai temperatur dan kelembaban yang dipersyaratkan?
5.         Untuk maksud dan tujuan apa alat ukur dan/atau pembanding harus di kalibrasi?

f.       Kunci Jawaban
1.         Menjaga kecermatan dari alat ukur dan/atau pembanding
2.         Dilapisi dengan pelapis anti karat (Vaselin/Oil Protection)
3.         Agar tidak berbenturan dengan benda lain.
4.         Menyesuaikan dengan standar
5.         Menjamin keabsahan dari alat ukur sehingga hasil pengukurannya sama dengan standar.



Balikan dan Tindak Lanjut
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban, kemudian cermati pekerjaan Anda, jika pekerjaan Anda telah mencapai tingkat kesuaian 80% atau lebih,  berarti pekerjaan Anda sudah bagus. Namun jika tingkat kesesuaiannya kurang dari 80%, Anda harus kembali mempelajari kegiatan belajar 7.    













Tidak ada komentar:

Posting Komentar